PADANG – Menanggapi permintaan donasi dari Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand), Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi menegaskan Pemprov Sumbar tetap alokasikan anggaran untuk Labor Unand.
“Sebenarnya alokasi anggaran penanggulangan covid-19 tetap ada di Belanja Tidak Terduga (BTT). Sekarang kan ada proses anggaran, mekanisme harus review dari Ispektorat. Anggarannya yang sedang direview, sudah keluar hasilnya kemudian diperbaiki,”sebut Arry, Selasa (3/8).
Disebutkannya, untuk operasional, Laboratoriun Universitas Andalas mengajukan anggaran sekitar Rp34 miliar. Jumlah itu diajukan pada 5 Juli 2021. Dengan jumlah itu maka, tidak mencukupi pada APBD awal Pemprov Sumbar.
“Jadi alokasi itu baru diajukan pula oleh Laboratorium Unand, jumlahnya pasti pihak lab menghitung dulu kebutuhannya. Sekarang sudah kita terima dan sedang diproses,”katanya.
Dijelaskannya, dari jumlah yang diajukan Laboratorium Unand tersebut tidak semuanya dipenuhi nantinya. Hanya sebagain dulu. Akan dipertimbangkan pada APBD perubahan.
“Pemprov Sumbar membutuhkan anggaran cukup banyak untuk menangani covid-19. Cukup banyak, berapanya saya tidak tahu persis. Anggaran untuk Labor Unand itu ada,”ulasnya.
Disebutkannya, pada 2021 ini Pemprov Sumbar menggunakan anggaran BTT untuk menangani Pandemi Covid-19. Di APBD Awal Pemprov Sumbar mengalokasikan BTT Rp50 miliar. Jumlah itu tidak cukup untuk penanganan covid-19.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal tidak mau berkomentar terkait alokasi anggaran tersebut. Katanya, yang tahu alokasi anggaran covid-19 letaknya di BTT atau tidaknya adalah kewenangan Dinas Kesehatan Sumbar.
“Kalau itu saya no coment, saya juru bicara covid-19, bukan seperti dulu sekaligus Kepala Biro Humas,”katanya.
Sementara, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy dihubungi terkait alokasi anggaran itu, meminta agar menghubungi Rektor Unand untuk menjelaskan anggaran tersebut.
“Nanti rektor yang jelas,”jawabnya singkat.(Bdr)
Comment