Ekonomi

Peroleh Omset Rp8 Miliar/tahun, Kacang Atom GDR Habiskan hingga 1 Ton Kacang Tiap Hari

1506
×

Peroleh Omset Rp8 Miliar/tahun, Kacang Atom GDR Habiskan hingga 1 Ton Kacang Tiap Hari

Sebarkan artikel ini
alah satu aktivitas karyawan usaha kacang atom GDR pada pabriknya, di Kecamatan Ampek Koto Tuo, Panyalaian Tanah Datar.

BATUSANGKAR – Kacang atom merek GDR adalah satau Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sudah bertransformasi menjadi industri keccil (IKM) di Kabupaten Tanah Datar. Kacang yang dibuat di Ampek Koto Tuo Panyalaian, Tanah Datar ini manghabiskan kacang hingga 1 ton perhari.

Usaha kacang atom GDR tidak hanya berdampak bagi pemiliknya, bahkan juga bagi masyarakat disekitar pabrik. Karena usaha tersebut sudah mempekerjakan sekitar 35 orang tetap. Selain itu juga ada melibatkan tenaga kerja yang paruh waktu.

“Sejak produksi sudah meningkat, niat kami satu, kami menjadi berguna bagi orang lain,”sebut pemilik usaha kacang atom GDR, Kemrizal Sutan Rajo Mudo Selasa (25/6/2019).

Keberhasilan itu disampaikan Kemrizal saat menyambut tim fam tryp Dinas Koperasi dan UKM Sumbar.Tim ini juga didampingi rombongan dari Dinas Koperindah Kabupaten Tanah Datar. Dari Dinas Koperasi dan UKM Sumbar dihadiri Kasubag Tata Usaha, Yusra Ance.

Dikatakannya, untuk menjadikan usahanya terus berkembangan memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Namun, butuh perjuangan yang berat dan tetap fokus. Jika tidak tidak fokus akan sulit untuk mengembangkan usaha.

Meski sudah cukup kuat, Kemrizal juga tidak pelit membagi ilmu untuk mengembangkan usaha. Bahkan, dirinya selalu mengajak pelaku UKM di Tanah Datar untuk terus maju, sehingga berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.

BACA JUGA  Jaga Kualitas, Pemprov Sumbar Siapkan Perda Gambir

“Saya selalu pesan dengan kawan-kawan, buatlah regenerasi usaha, fokus dan terus komit dengan sistem manajeman,”sebutnya.

Selain itu, ayah empat anak ini menyarankan pelaku UKM jangan malas mengikuti pelatihan yang diberikan pemerintah. Karena dengan pelatihan itu banyak ilmu yang dapat diambil.

Upaya Kemrizal membangun usaha memang terbilang sukses. Setidaknya dengan produksi mencapai 1 tim kacang atom perhari, bisa memperoleh omset Rp8 miliar pertahunnya. Dengan itu, dia terus mengajak UKM lainnya untuk maju.

“Kebetulan saya memang fokus satu produk, pernah coba yang lain tapi membuat saya tidak fokus. Makanya saya fokuskan satu, kacang atom,”katanya.

Setelah fokus satu produk, kemudian buat standar kualitas. Dengan standar kualitas yang jelas, maka pasar akan terbuka sendiri. Jika pasar terbuka, buat segmen harga. Dengan itu, akan memberikan pilihan bagi agen untuk setia dengan produk yang dibuat.

“Jika kita sudah menciptakan produk khas, pasar akan terbuka. Saya untuk menetapkan standar produk memakan waktu 5 tahun, saya juga tidak membuka peluang banyaknya piutang, karena ini akan membunuh usaha kita,”sebutnya.

Kini usaha Kemrizal sudah merambah ke sejumlah provinsi tetanngga. Diantaranya, Riau, Jambi dan Medan. Selain itu juga menguasai pasar utama di Sumatera Barat. Bahkan kacang atom GDR juga bersaing dengan produksi mereka terkenal lainnya dari pulau Jawa.

BACA JUGA  Pimpin Pilot Project Ekonomi Syariah, Gubernur Mahyeldi Raih Penghargaan

Bangkit Setelah Kebakaran
Kemrizal mengkui, dirinya mendapatkan pelajaran besar setelah pabriknya terbakar pada 2016. Rumah sekaligus pabriknya di Jorong Pasa Rabaa Nagari Panyalaian, Tanah Datar, hangus ter­bakar. Peristiwa ini terjadi akibat kompresor meledak.

“Saya bangkit sejak 2016 itu,”kenangnya.

Sejak kebakaran dirinya tidak lagi mengawasi semua proses produksi. Namun sudah membagi-baginya. Dengan itu pasar dan produksi makin berkembang.

“Saya merasa saatnya saya percaya pada orang lain dan hasilnya saya bisa bangkit,”katanya.

Dipaparkannya, dirinya memulai usaha kacang atom sejak 1993. Dirinya mendapati kacang itu di Pasar Lubuk Buaya, Padang. Kemudian dirinya tertarik untuk berjualan kacang, beralih profesi dari penyedia kain pakaian.

Menjadikan sampingan produk kacang atom ternyata sangat membantunya menyeimbangkan pendapatan. Dengan modal yang minim, produksi awal 1 Kilo kacang. Ketika pertama membuatnya, kacang itu diolah oleh isterinya, hingga menemukan satu rasa khas.

Kemudian dijajakan dari warung ke warung, mulai dari Kayu Tanam sampai ke Bukittinggi. Berkat usaha yang fokus dan profesional Keluarga Kemrizal berhasil menguasai Padang Panjang dan sudah mulai dikirim ke Bukit Tinggi, Solok, dan daerah Sumbar Lainnya. Akhirnya seiring waktu berlalu, tidak hanya Kacang Atom, tapi juga Kacang Telur dan Stick diproduksi bersama adik-adiknya.

BACA JUGA  Pemprov Berikan Perhatian Khusus untuk Penanganan Objek Krusial

Pada tahun 2005 baru mulai diperoleh Hak Paten, SIUP sebagai perizinan dari Dinas Kesehatan RI No. P-IRT 215130508230 atas nama GDR (Gian & Resa) yang GURIH DAN RENYAH. Sejak saat itu GDR sudah dikenal Sumbar, Jambi, Pekanbaru, Medan, Mentawai dengan impor bungkus plastik dari Medan.

Terbantu Media
Menariknya, Kemrizal mengakui perkembangan usaha kacangnya tidak lepas dari peran media. Dirinya memiliki cara agar kacang GDR dikenal banyak orang. Salah satunya menggunakan media cetak dan radio. Dengan media cetak dirinya selalu mengimformasikan kekhasan rasa kacang buatannya.

Sementara dengan radio, Kemrizal mengunjungi sejumlah radio yang ada di Sumbar. Kemudian menyampaikan rasa kacangnya itu terlezat di Sumbar. Termasuk mengatakan telah menguasai pasar Sumbar.

“Dulu itu saya yakinkan saja rasa kacang saya itu paling enak, dan akhirnya memang banyak peminat. Jadi saya ini tidak akan besar jika tidak ada media,”pungkasnya. (bdr)

Comment