Ekonomi

Sumbar Mantapkan Transisi Energi, Targetkan Dominasi EBT 2030

26
×

Sumbar Mantapkan Transisi Energi, Targetkan Dominasi EBT 2030

Sebarkan artikel ini
Pemerintah Sumbar menegaskan komitmen mempercepat transisi energi nasional melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan di Hotel Santika Padang, Kamis (20/11/2025).Ist

PADANG – Pemerintah Sumbar menegaskan komitmen mempercepat transisi energi nasional melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan di Hotel Santika Padang, Kamis (20/11/2025). Forum dibuka Gubernur Sumbar Mahyeldi dan diikuti pemangku kepentingan energi nasional serta daerah.

Kegiatan menghadirkan Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi yang hadir secara daring. Forum juga diikuti Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Gigih Udi Atmo, Direktur Aneka EBT Andriah Feby Misna, kepala daerah se-Sumbar, serta jajaran OPD terkait.

Mahyeldi menyampaikan apresiasi kepada Ditjen EBTKE yang memilih Sumbar sebagai lokasi forum. Ia menilai FGD menjadi ruang merumuskan langkah konkret dalam penguatan implementasi kebijakan energi daerah.

“FGD ini menjadi ruang penting untuk menyatukan langkah dan merumuskan tindak lanjut yang konkret demi memperkuat implementasi kebijakan transisi energi di daerah,” ujar Mahyeldi.

Baca Juga:  Baznas Padang Salurkan Beasiswa dan Paket Sembako Senilai Ro3, 3 Miliar

Ia menjelaskan agenda energi terbarukan sejalan dengan RPJMD Sumbar 2025–2029, khususnya misi Lumbung Pangan Nasional dan Ekonomi Berkelanjutan. Sumbar menargetkan porsi EBT mencapai 58,29 persen dalam bauran energi primer pada 2030.

“Dalam lima tahun ke depan kita membutuhkan tambahan sekitar 27,7 persen dari capaian saat ini yang sudah mencapai 30,59 persen,” ungkap Mahyeldi.

Ia memaparkan potensi EBT Sumbar yang dinilai sangat besar. Pemanfaatan energi air baru 33 persen. Panas bumi 1.651 MW baru dikembangkan 5 persen. Bioenergi 923,1 MW. Energi angin 428 MW. Energi surya setara 5.898 MW belum tergarap optimal.

“Ini peluang besar sekaligus tantangan yang harus kita jawab bersama,” kata Mahyeldi.

Ia mengakui masih terdapat hambatan investasi EBT di Sumbar, seperti keterbatasan fasilitasi perizinan, lemahnya koordinasi lintas sektor, serta tantangan sosial dan lingkungan di lapangan.

Baca Juga:  Penumpang Bus Melonjak, Organda Pastikan Bus Laik Jalan

“Karena itu perlu pemahaman bersama dan kerja kolaboratif agar semua hambatan dapat diselesaikan dengan baik,” tegas Mahyeldi.

Dirjen EBTKE Eniya Listiani Dewi menilai energi terbarukan menjadi solusi strategis masa depan bangsa. Ia menyebut Sumbar memiliki posisi penting karena pasokan listrik daerah sebagian besar berasal dari EBT seperti PLTA Maninjau.

“Sumbar sudah memberikan kontribusi besar bagi pembangkit nasional. Kami berharap kontribusi ini terus meningkat,” ujarnya.

Pemerintah pusat menargetkan porsi energi terbarukan mencapai 35 persen dalam bauran energi nasional pada 2034, terutama dari PLTS, hidro, dan panas bumi.

“Sumatera Barat punya potensi besar menjadi lumbung energi baru terbarukan,” tegas Eniya.

Ia menambahkan sinergi pusat dan daerah menjadi kunci mempercepat kemandirian energi nasional sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto agar seluruh rakyat Indonesia menikmati listrik paling lambat 2030. (bdr)