Ekonomi

KKI Warsi Lakukan Upaya Tutupan Hutan Capai 67.818 Hektar

146
×

KKI Warsi Lakukan Upaya Tutupan Hutan Capai 67.818 Hektar

Sebarkan artikel ini
FOTO: Dewan Anggota KKI WARSI Rahmat Hidayat pada silaturahmi dan buka bersama KKI WARSI dengan media, Civil Society Organization (CSO), dan anggota perkumpulan pada Jumat (21/3). Ist

PADANG – Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI menggelar silaturahmi dan buka bersama dengan media, Civil Society Organization (CSO), dan anggota perkumpulan pada Jumat (21/3/2025).

Kegiatan itu sekaligus guna meningkatkan pemahaman dan menyebarluaskan informasi terkait pengelolaan hutan berkelanjutan serta dampaknya untuk lingkungan dan masyarakat di Provinsi Sumatra Barat.

Lebih dari 30 tahun, KKI WARSI berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan menyelamatkan hutan tersisa dan melakukan pendampingan masyarakat di sekitar hutan. Upaya ini dilakukan KKI WARSI di empat provinsi di Indonesia, diantaranya Provinsi Jambi, Bengkulu, Sumbar, dan Kalimantan Utara.

Di Sumbar, KKI WARSI telah mendampingi 47 izin kelola Perhutanan Sosial (PS) yang tersebar di 8 kabupaten dengan total luasan 96.482 ha. Di samping itu, KKI WARSI juga melakukan upaya tutupan hutan di areal PS yang didampingi seluas 67.818 ha.

Manajer Program Pengelolaan Pengetahuan, Evaluasi dan Pengembangan Sumberdaya KKI WARSI, Riche Rahma Dewita menyampaikan capaian KKI WARSI dalam menyelamatkan dan mendampingi masyarakat di sekitar hutan di Sumbar.

“KKI WARSI telah melakukan penyaluran dana hibah untuk pengelolaan hutan dan pengembangan usaha berbasis masyarakat di Sumbar kepada 13 Community Based Organization (CBO) dan 2 CSO dengan total dana yang diberikan sebesar Rp2,3 Miliar,”ungkapnya.

Dikatakannya, dengan penguatan kapasitas yang dilakukan, penerima dana hibah ini berhasil mendapatkan dana dari pihak ketiga sebesar Rp159 Juta. Sehingga, total dukungan dana yang digunakan untuk program ini sebesar Rp 2,4 Miliar.

Baca Juga:  Pemprov Sumbar Berlakukan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, 21 Agustus - 30 September 2024.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan diantaranya peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan, pengamanan dan perlindungan hutan. Kemudian pengembangan usaha berbasis masyarakat, pembangunan jaringan antar komunitas dan pasar lokal untuk penjualan produk.

Pembangunan infrastruktur pengembangan usaha dan pengamanan hutan, serta mobilisasi dukungan untuk kebijakan dan pendanaan lain.

Peningkatan kapasitas masyarakat lokal di sekitar hutan yang dilakukan oleh KKI WARSI di Sumbar berhasil memanfaatkan imbal jasa lingkungan dengan program Pohon Asuh (pohonasuh.org) dengan total pohon yang telah diasuh sebanyak 1.593 pohon dan dana imbal jasa lingkungan yang didapat sebesar Rp570 Juta.

Selain itu, KKI WARSI juga mendampingi 23 kelompok usaha yang mengelola Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Provinsi Sumatra Barat, diantaranya terdiri dari Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan KP (Kelompok Perempuan).

Terdapat 5 kelompok usaha berkelanjutan dan telah memasuki pasar lokal, yaitu KUPS Kopi Payung Sirukam (Kopi), KUPS Kompos Kayu Balang Sirukam (Kompos), KUPS Kompos Pakan Rabaa (Kompos), KUPS Beras Organik Simancuang (Beras), dan KP Ruhama (Minuman Serbuk Daun Gambir).

Berkolaborasi dengan Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, pertanian organik dikembangkan di beberapa nagari di Kabupaten Sijunjung, Solok Selatan, Solok dan Lima Puluh Kota dengan total luasan 6,2 ha.

Dalam upaya peningkatan kapasitas masyarakat lokal ini, KKI Warsi berkomitmen untuk memastikan seluruh elemen masyarakat dari berbagai kelompok umur, jenis kelamin, hingga latar belakang sosial terlibat secara aktif dalam pengelolaan dan penjagaan hutan.

Baca Juga:  Gubernur Mahyeldi Sebut Sumbar Potensi jadi Destinasi Wisata Halal Terkemuka di Dunia

Terdapat 26 perempuan di 12 nagari yang telah berperan sebagai motor penggerak dalam mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan di tingkat nagari dan mendapat akses untuk pengelolaan dan perlindungan hutan.

Ada 31 pemuda yang telah dilatih terkait jurnalisme warga dan telah melakukan publikasi terkait pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) berkelanjutan di nagarinya. Untuk meningkatkan pengelolaan data potensi nagari dan meningkatkan partisipasi masyarakat, KKI WARSI berhasil melakukan pendampingan digitalisasi data ruang mikro menggunakan PRM-AID di Nagari Aia Batumbuk, Sirukam, Kumanis, Tanjung Bonai Aur, Silantai dan Alam Pauh Duo.

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh KKI WARSI diharapkan mampu berkontribusi untuk menyelaraskan kepentingan ekonomi dan kepentingan ekologi.

Dewan Anggota KKI WARSI Rahmat Hidayat, mengatakan di Solok Selatan saat ini sudah berubah menjadi tambang. Kalau dulu banjir galodo bisa terjadi sekali dalam setahun, saat ini bisa terjadi tiga kali dalam setahun.

“Kita butuh khalifah yang mampu menjalankan amanah untuk menyelaraskan kepentingan ekonomi dan ekologi. Komitmen kami kedepannya, kami memilih jalan tengah, di mana jalan tengah ini mampu melibatkan semua pihak dari pemerintah, akademisi, jurnalis, tokoh agama, sektor privat, dan lain-lain,” terang Rahmat. (Bdr)