BUKITTINGGI — Calon Wali Kota – Wakil Wali Kota Bukittinggi H. Erman Safar – H. Marfendi tidak hanya mengandalkan baliho untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat kota. Pasangan calon nomor urut 2 ini melakukan blusukan, turun langsung ke masyarakat. Menyerap aspirasi dan persoalan yang dihadapi wargakota.
“Kami juga melihat, menyaksikan langsung, hampir di semua kelurahan kondisinya memprihatinkan. Tidak ada pembangunan yang berarti di kelurahan. Kami berpikir, pola pembangunan harus diperbaiki. Kelurahan harus dijadikan ujung tombak pembangunan kota,” kata Erman Safar kepada media ini di Posko Perjuangan ‘Rumah Juang’ Jalan Bypass Bukittinggi, kemarin.
“Mengubah pola pembangunan, tidak mengabaikan kelurahan, kami masukkan dalam visi misi dan program unggulan,” kata Erman Safar.
Sebagai ujung tombak pembangunan dialokasikan anggaran khusus untuk kelurahan. Pimpinan kelurahan bermusyawarah dengan tokoh masyarakat, pemuda, kaum ibu-ibu untuk merencanakan, apa yang perlu dilakukan dalam skala kelurahan. Rencana program bisa meliputi perbaikan riol, jalan lingkungan, memperbaiki kawasan kumuh, pengadaan tong sampah, pengadaan lampu penerangan dan lainnya.
“Masyarakat di kelurahan yang tahu persis hal apa dan masalah apa yang dihadapi. Selama ini, usulan masyarakat kelurahan dari
musrenbang ada, tapi bisa tidak terealisasi. Kami ingin lakukan, ada dana khusus dialokasikan untuk setiap kelurahan,” ujar Erman Safar.
Ada 24 Kelurahan Kota Bukittinggi dengan luas 25 km2 memiliki 3 kecamatan, 24 kelurahan. Penduduk Bukittinggi berjumlah 128.972 jiwa (data 2019). Dalam kunjungan langsung paslon Erman Safar – Marfendi ke hampir semua kelurahan, hanya kelurahan yang berada di ring-satu atau pusat kota yang cukup baik fasilitas publiknya. Misal di sekitaran kelurahan Benteng Pasar Atas, Belakang Balok, sebagian Gulai Bancah.
“Selebihnya, berkeliling di kawasan kelurahan kita seperti tidak berada di sebuah kota. Tentu, ke depan kondisi ini tidak boleh terus dibiarkan pemerintah. Kami berdua siap memperbaiki kondisi kelurahan agar ketimpangan tidak terus berlanjut,” kata Erman Safar, yang maju bersama wakilnya Marfendi, dengan diusung tiga partai Gerindra, PKS dan Golkar.
Teknis dan Anggaran
Dalam gagasan paslon Erman Safar – Marfendi, menjadikan kelurahan sebagai ujung tombak pembangunan kota bukan sesuatu yang mustahil. Sumber daya manusia dan lembaga cukup di kelurahan. Ada niniak-mamak, ulama, pemuda, aktivis wanita, para kader berbagai bidang. Juga ada lembaga masyarakat seperti LPM, parik paga dan lembaga lain.
“Pemerintah kelurahan nanti harus lebih aktif menggerakkan warga untuk memajukan kelurahan. Hal-hal yang agak sulit secara teknis, disiapkan pendamping dari dinas terkait,” kata Erman Safar.
Berkaitan dengan anggaran, dalam program berbasis Kelurahan ini, dialokasikan dananya di APBD. Jumlahnya bisa bervariasi setiap kelurahan. Tergantung perencanaan yang disusun berdasarkan musyawarah kelurahan.
“Kita bisa tetapkan alokasi minimal satu miliar per kelurahan setiap tahun. Dari besaran minimal itu, kelurahan membuat prioritas program pembangunan. Tentu, payung aturannya kita lihat dan perhatikan. Ada niat dulu, kami punya niat program ini dijalankan. Itu yang penting kan?,” ujar Erman Safar. (amr)
Komentar