PADANG — Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menegaskan komitmennya menjadikan Konferensi Wakaf Internasional 2025 sebagai momentum kebangkitan ekonomi umat.
Pernyataan ini disampaikan usai upacara peringatan Hari Pahlawan 2025 di halaman Kantor Gubernur Sumbar, Senin (10/11/2025).
Mahyeldi menyebut wakaf perlu dioptimalkan sebagai instrumen pembangunan berkelanjutan yang memperkuat ekonomi masyarakat. “Wakaf perlu dikelola secara produktif agar benar-benar memberi manfaat bagi umat,” ujar Mahyeldi.
Ia mengatakan, Sumatera Barat akan menjadi tuan rumah konferensi berskala internasional tersebut. Kegiatan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pondok Modern Darussalam Gontor ini menargetkan lebih dari seribu peserta dari dalam dan luar negeri.
Mahyeldi memaparkan empat langkah strategis dalam memperkuat pengelolaan wakaf produktif di Sumbar.
Langkah pertama, penguatan ekonomi umat. Menurutnya, wakaf tidak hanya bentuk amal ibadah, tetapi solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Jika dikelola secara profesional, wakaf bisa menjadi kekuatan ekonomi baru dan mengurangi kesenjangan sosial,” jelas Mahyeldi.
Langkah kedua, menciptakan gerakan nyata. Ia menekankan hasil konferensi harus melahirkan aksi konkret yang berdampak langsung pada masyarakat.
Langkah ketiga, menjadikan Sumbar pusat percontohan wakaf produktif. Ia menargetkan Sumatera Barat menjadi contoh daerah yang mengelola wakaf secara modern, transparan, dan berdaya guna di tingkat nasional dan global.
Langkah keempat, peningkatan literasi wakaf. Ia menilai kesadaran masyarakat tentang wakaf produktif masih perlu diperkuat karena banyak aset wakaf di daerah belum dimanfaatkan optimal.
Konferensi Wakaf Internasional 2025 mengusung tema “Wakaf untuk Pembangunan Berkelanjutan” dan akan menghadirkan ulama serta akademisi dari berbagai negara, termasuk Mesir, Maroko, dan Arab Saudi.
Mahyeldi berharap kegiatan ini memperkuat posisi Sumatera Barat di kancah internasional sekaligus melahirkan rekomendasi strategis untuk pengembangan ekosistem wakaf global. (Bdr)
