PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melalui Dinas Pendidikan Sumbar menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi (Rakor) Nasional Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pendidikan se-Indonesia, Kamis (17/7) malam di Auditorium Gubernur Sumbar.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar Balai TIK dalam mendorong percepatan digitalisasi pembelajaran di seluruh Tanah Air.
Rakor nasional dihadiri Kepala Balai TIK dari 38 provinsi, termasuk perwakilan dari Jawa Tengah, Papua, dan sejumlah daerah lainnya.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek) RI, Yudistira Nugraha menegaskan, Balai TIK memiliki tanggung jawab strategis mendukung 17 program prioritas nasional, termasuk transformasi pembelajaran digital.
“Rakor ini bukan hanya tempat berkumpul, tapi momentum untuk memastikan Balai TIK hadir nyata di lapangan. Banyak Balai TIK yang belum berfungsi optimal. Kita perlu memperkuat fungsinya agar mereka bisa memberikan layanan langsung ke kabupaten dan kota,” ucap Yudhistira.
Yudhistira juga menekankan pentingnya peran Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) dalam memperkuat tiga pilar utama yakni pemanfaatan teknologi informasi, pengelolaan teknologi pendidikan, dan pengelolaan data statistik pendidikan.
Yudhistira mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam menghadirkan pembelajaran digital yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Penerapan Artificial Intelligence (AI) AI bukan untuk menggantikan guru, tapi membantu proses pembelajaran agar lebih efektif. Dengan lebih dari 300 ribu sekolah di Indonesia, pemanfaatan AI dan teknologi digital harus dilakukan secara terarah dan kolaboratif,” tuturnya.
Ia juga menegaskan, Balai TIK harus mampu berinovasi dan bergerak lincah mengikuti kebutuhan zaman.
“Kita tidak bisa lagi jalan sendiri-sendiri. Balai TIK, Pusdatin, dan pemerintah daerah harus bersinergi menciptakan pendidikan berbasis teknologi yang merata hingga ke akar rumput,” tutur Yudhistira.
Melalui rakor nasional tersebut, ia berharap Balai TIK di seluruh Indonesia dapat memperkuat eksistensinya di daerah masing-masing dan menjadi penggerak utama dalam akselerasi digitalisasi pendidikan nasional.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius menyampaikan, digitalisasi pembelajaran kini menjadi keniscayaan. Terutama di tengah rencana penerapan pembelajaran wajib berbasis AI di masa mendatang.
“Teknologi informasi akan memiliki fungsi strategis, apalagi anak-anak kita ke depan harus dilatih membuat coding dan memahami kecerdasan buatan. Sadar atau tidak, kita sebenarnya sudah memakai AI dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat rapat koordinasi seperti ini,” ujarnya.
Ia mencontohkan keberhasilan Sumbar dalam menyelenggarakan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) secara daring yang berjalan jauh lebih baik dan transparan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini SPMB benar-benar berintegritas. Tidak ada lagi titipan, bangku cadangan, atau tempat khusus untuk pihak tertentu. Semua dilaksanakan secara objektif dan akuntabel karena kita bekerja sama dengan Balai TIK serta Dinas Kominfotik Sumbar. Ini melegakan semua pihak,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebut rakor seperti ini sangat penting untuk memperkuat pertukaran informasi dan inovasi antar Balai TIK dari berbagai daerah. Sebab, perkembangan teknologi berjalan sangat cepat dan menuntut adaptasi yang konsisten dari dunia pendidikan.
“Kami ingin ada kesepakatan dan inovasi konkret yang lahir dari forum ini. Karena kedepan, peran teknologi informasi akan menjadi kunci pertumbuhan sektor pendidikan. Kita tidak bisa lagi mengabaikannya,” katanya.
Dalam rakor tersebut, ia juga memberikan perhatian khusus pada persoalan pemanfaatan perangkat digital yang belum optimal, termasuk Chromebook yang menjadi polemik di tingkat pusat.
“Kami siap mendayagunakan Chromebook yang ada, daripada dihancurkan lebih baik diperbaiki dan dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik,” ujar Barlius. (Bdr)







