Sumatera Barat

Bahasa Minang Resmi Digunakan di Bandara Internasional Minangkabau

169
×

Bahasa Minang Resmi Digunakan di Bandara Internasional Minangkabau

Sebarkan artikel ini
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menekankan pentingnya menjadikan BIM sebagai cerminan identitas budaya lokal.

PADANG – Bandara Internasional Minangkabau (BIM) resmi mengumumkan penggunaan Bahasa Minang sebagai bagian dari sistem informasi penerbangan, dalam rangka memperkuat pelestarian budaya lokal di Sumatera Barat.

Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah resmi menerapkan Bahasa Minang dalam pengumuman kedatangan dan keberangkatan penerbangan. Kebijakan ini bertujuan melestarikan budaya Minangkabau melalui integrasi bahasa daerah di ruang publik modern.

Inisiatif tersebut merupakan hasil usulan dari Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, yang menekankan pentingnya menjadikan BIM sebagai cerminan identitas budaya lokal.

“Saya ingin memastikan BIM sebagai pintu gerbangnya Sumbar ikut melestarikan budaya Minangkabau,” kata Vasko Ruseimy.

Pengumuman dalam Bahasa Minang kini disampaikan bersama Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, menciptakan suasana budaya yang lebih terasa bagi setiap pengunjung bandara.

Tidak hanya melalui bahasa, penerapan pelestarian budaya di BIM juga mencakup unsur visual dan audio. Petugas bandara saat ini mengenakan pakaian adat Minangkabau, termasuk baju adat dan deta, penutup kepala khas daerah.

Baca Juga:  Biro Adpim Sumbar Gelar Bimtek Penulisan Naskah Pidato, Irwan: Pidato Kepala Daerah Harus Punya Data

Pengelola bandara juga menghadirkan musik tradisional Minangkabau di berbagai area publik, memperkuat atmosfer kebudayaan di lingkungan bandara.

“Semoga ini bisa menjadi obat rindu bagi para perantau Minangkabau dan juga sebagai mercusuar bahwa Sumbar terus menjaga pelestarian adat Minangkabau,” ujar Vasko Ruseimy.

Pada momen peresmian, Vasko langsung menyaksikan pengumuman informasi penerbangan dalam Bahasa Minang. Ia meminta pengelola bandara memastikan kebijakan ini dijalankan secara berkelanjutan.

“Saya meminta untuk dilakukan seterusnya, bukan hanya pada saat momen Idul Fitri saja,” tegas Vasko Ruseimy.

Ia menilai, kehadiran Bahasa Minang di bandara bertaraf internasional menjadi langkah nyata dalam mempertahankan eksistensi bahasa daerah di tengah pengaruh globalisasi.

Baca Juga:  Pemerintah Sumbar Dukung Upaya Pemberantasan Narkoba

“Para pengunjung bandara kini dapat merasakan pengalaman budaya Minangkabau sejak pertama kali menginjakkan kaki di BIM. Nuansa keminangkabauan yang kental diharapkan dapat memberikan kesan mendalam bagi wisatawan, sekaligus menumbuhkan rasa bangga bagi masyarakat lokal terhadap identitas budaya mereka,” tutur Vasko Ruseimy.

Vasko menambahkan bahwa penerapan bahasa dan elemen budaya Minangkabau di BIM merupakan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan memperkenalkan warisan budaya kepada khalayak luas.

Langkah tersebut selaras dengan upaya memperkuat identitas daerah serta mempromosikan kekayaan budaya Minangkabau kepada para wisatawan domestik dan mancanegara.

“Keberhasilan implementasi program ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan nilai-nilai tradisional ke dalam infrastruktur modern, menciptakan keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya,” tutup Vasko Ruseimy.