Peristiwa

Dari 6.274 Bencana di Sumbar, Angin Kencang Paling Banyak Terjadi

233
×

Dari 6.274 Bencana di Sumbar, Angin Kencang Paling Banyak Terjadi

Sebarkan artikel ini
Kepala BPBD Provinsi Sumbar, Rudy Rinaldy (dua dari kiri) bersama staf di Kantor BPBD Sumbar.Ist

PADANG- Berdasarkan Profil Bencana Periode 2014-2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar), ada enam jenis bencana yang sering terjadi di Sumbar.

Kepala BPBD Provinsi Sumbar, Rudy Rinaldy mengungkapkan, enam jenis bencana tersebut yakni, angin kencang, banjir, banjir bandang, longsor, abrasi pantai, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Selama kurun 2014-2022, ada 6.274 bencana yang telah terjadi di Sumbar. Komposisinya, angin kencang sebanyak 55, 9 persen. Kemudian, longsor (18,5 persen), banjir (13,6 persen), karhutla (9,7 persen). Banjir bandang (1,7 persen) dan abrasi pantai (0,6 persen),” ungkap Rudy, di ruang kerjanya, Selasa (31/10).

Rudy juga mengungkapkan, dari enam jenis bencana yang ada, tidak semua daerah memiliki potensi seluruh jenis bencana tersebut. “Ada satu daerah yang memiliki enam jenis bencana tersebut. Ada juga daerah yang memiliki lima dan empat jenis bencana. Yang komplit itu Padang dan Agam, semua jenis bencana ada di daerah ini,” terangnya.

BACA JUGA  Banjir Rendam Belasan Titik, Ratusan Orang Terpaksa Dievakuasi di Kota Padang

Rudy mengatakan, data profil bencana 2014-2023 ini telah dibagikan kepada seluruh pemerintah kabupaten kota. Tujuannya, agar pemerintah kabupaten kota dapat menyiapkan langkah mitigasi terhadap potensi bencana yang berulang-ulang di daerahnya.

“Mitigasi jika upayanya bagus maka dampak bencana akan minimal. Di daerah yang sering banjir dan banjir bandang, mitigasi dapat dilakukan dengan menggalakkan program susur sungai di musim kemarau susur sungai,” terangnya.

Selain itu Rudy juga mengungkapkan, salah satu program lainnya yang bagus untuk mengantisipasi bencana di sejumlah daerah, yakni dengan penguatan embung. Embung berfungsi menampung air supaya tidak melimpah dari hulu ke hilir saat hujan turun.

“Ketika kemarau melalui embung, air bisa jadi cadangan air. Jadi dua fungsi sekaligus. Ini harus bisa digalakkan di setiap daerah,” terangnya.(Bdr)

BACA JUGA  Hindari Atlet Lompat 'Pagar', Plt Kadispora Sumbar Langsung Gerak Cepat

Comment