PADANG – Sebanyak 350 warga Kota Solok mengungsi akibat tanah longsor. Mendapati kabar musibah tersebut, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit langsung turun mendatangi warga tersebut.
Jumat sore 4 September 2020, Nasrul Abit mengunjungi ratusan korban gerakan tanah atau yang lazim disebut dengan istilah tanah longsor yang terpaksa harus bermukim sementara waktu di SD 12 Payo, Kelurahan Tanah Garam, Kota Solok.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, sebanyak 77 kepala keluarga dengan jumlah 350 jiwa, sejak Kamis sore kemarin sudah menempati lokasi pengungsian karena khawatir akan terjadinya longsor susulan.
Sebelumnya, Kamis (4/9/2020) sore kemarin ratusan jiwa di Payo, panik. Pasalnya, warga melihat adanya pergerakan tanah yang labil akibat dipicu kondisi cuaca hujan. Ditambah lagi, dekat dengan pemukiman warga, terdapat bongkahan batu yang cukup besar. Untuk menghindari dampak yang lebih luas, warga kemudian memutuskan untuk mengungsi sementara waktu di SD 12 Payo.
“Kemarin, ada musibah tanah longsor. Sehingga, ada ratusan orang yang mengungsi. Hari ini, kita lihat seperti apa kondisi dilapangan. Untuk rumah, tidak banyak yang rusak. Agar aman dari ancaman, warga disini memanfaatkan bangunan sekolah sebagai tempat pemukiman sementara waktu,”kata Nasrul Abit, Jumat 4 September 2020.
Nasrul memastikan, selama berada ditempat pengungsian, baik Pemerintah Provinsi maupun kota Solok melalui otoritas terkait yakni BPBD, akan mendistribusikan kebutuhan logistik pangan. Pemerintah kata Nasrul, akan menjamin warga yang terdampak bencana alam ini tidak kelaparan. Selain juga, logistik lain seperti perlegkapan tidur dan bayi juga dipenuhi. Pemerintah akan sellau hadir disaat masyarakat dalam kesusahan, apalagi diakibatkan oleh musibah dan bencana alam.
“Dinsos, BPBD sudah bawa makanan. Yang penting, jangan sampai kelaparan. Makanan, kita tanggung jawab. Kalau ada hal-hal penting, kita akan koordinasikan dengan BPBD Provinsi utnuk membantu. Tadi, kita bawa bantuan berupa logistik pangan dan perlengkapan tidur serta perlengkapan bayi,”ujar Nasrul Abit.
Mengingat masih berpotensi adanya longsor susulan, Nasrul Abit menginstruksikan kepada BPBD baik tingkat Provinsi maupun Kota Solok, untuk segera mengantisipasi berbagai macam kemungkinan. Apalagi, ada bongkahan batu yang cukup besar. Tentu saja, batu itu harus segera diangkat. Karena, jika tidak dilakukan maka juga akan mengancam keselamatan warga. Karena, jika dilihat dari kondisi geografis dan struktur tanahnya, lokasi ini salah satu lokasi yang rawan gerakan tanah.
“Karena belum ada jaminan keselamatannya, kita tentu biarlah mereka disini dulu (ngungsi). Makanan kita tanggung jawab. Kalau ada hal-hal penting, kita akan koordinasikan dengan BPBD Provinsi untuk membantu. Tadi ada bantuan yang kita salurkan. Kalau sendainya hujan perlu kewaspadaan. Ada batu besar, ini perlu diberi tahu, kalau perlu batu itu dipindahkan, saya lihat saudara kita disana tinggal di daerah yang curam, harus diantisipasi,”kata Nasrul Abit.
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Daerah BPBD Sumatera Barat Rumainur menyebutkan, saat ini penanganan dilokasi pengungsian sudah baik. Seluruh kebutuhan pengungsi (makanan), sudah dipenuhi. Sampai kondisi memungkinkan, warga Payo akan bermukim di tempat pengungsian.
Menurut Rumainur, dilihat dari struktur tanah dikawasan itu, memang labil dan berpotensi terjadinya longsor. BPBD kota Solok saat ini sedang berupaya mengantisipasi dan meminimalisir dampak yang timbul. Salah satunya, dengan mengangkat bongkahan batu yang bisa mengancam keselamatan warga tersebut.
“Sudah, BPBD Solok sudah melakukan pemecahan bongkahan batu itu. Sedang dikerjakan,”tutup Rumainur. (Bdr)
Comment