Pendidikan

Stadion KAA Gent Lahirkan Pemain Dunia, Romelu Lukaku, Thibaut Courtios dan Kevin De Bruyne

608
×

Stadion KAA Gent Lahirkan Pemain Dunia, Romelu Lukaku, Thibaut Courtios dan Kevin De Bruyne

Sebarkan artikel ini

Catatan Perjalanan Prof Syahrial Bakhtiar ke Amsterdam Belanda dan Ghent Belgia (6)

UNIVERSITY  Ghent Belgia sebagai tuan rumah tempat pertemuan pakar identifikasi bakat  olahraga, yang dilaksanakan di Ghent University,  8-9 April 2024.

Nama Universitas ini diambil dari nama kota dimana perguruan tinggi ini berada, sama juga dengan Universitas Negeri Padang (UNP), yang kita banggakan di Sumbar.

Kota Ghent, Gent, merupakan kotamadya (kabupaten dan kota) yang terletak dikawasan Flanders, kawasan Belgia Utara, yang masyarakatnya berbahasa Flams. Yang dekat dengan budaya Belanda, menjadi bagian dari Provinsi Flandria Timur, Belgia. Dari tahun 1.000 sampai sekitar 1550 Ghent adalah salah satu kota yang paling penting di Eropah. Menurut sejarahnya lebih Beşar dari London, nomor dua ter Beşar setelah Paris. Saat ini kota ini merupakan Kota Pelabuhan dan Universitas, karena di kota ini terdapat delapan perguruan tinggi. Kota ini merupakan kota kedua terbeşar di Belgia berdasarkan jumlah penduduk lebih kurang 238.000. Ghent berjarak 40 kilometer dari Brussels, Ibu kota Belgia. Hanya sekitar 30 menit perjalanan dengan kereta.

Syahrial Bakhtiar saat berada di Stadion KAA Gent Belgia

Ghent, memiliki keindahan tersembunyi yang ada di Belgia. Karena turis yang ke Eropah hanya sekadar mampir di Brusels. Berada di Gent, sewaktu berjalan di kota kita seperti dibawa ke Abad pertengahan. Kota ini sangat tua, peradabanya Sudah dimulai Abad keenam. Gaya arsitektur Abad pertengahan menjadi magnet sudut-şudut Kota Ghent. Kota ini dipenuhi bangunan- bangunan pertahanan seperti kastıl dan benteng- benteng dan bangunan yang indah dan kuat. Dari begitu banyak bangunan Indah dan bersejarah di kota ini terdapat warisan dunia UNESCO, berupa menara setinggi 91 meter, yang menjadi menara Lonceng dan menara jam, yang dibangun tahun 1313 dan selesai 1380. Juga terdapat Graventeen Castle yang dibangun Tahun 1180 dan masih banyak lagi bangunan dan tempat -tempat wisata yang kunjungi seperti pinggiran kanal yang berseberangan Graslei dan Korenlei.

BACA JUGA  Pemprov Anggarkan Pendidikan Solsel Rp 20 M, Mario: Sekaligus USB SMAN 12 dan Boarding School SMAN 9

Selanjutnya sesuai rencana, kami akan mengunjungi stadion salah satu klub sepak bola terkenal dan tertua, didirikan 160 tahun yang lalu, tahun 1864 di Belgia, yang terletak di Kota Ghent, yang dikenal dengan KAA Gent. De Buffalo itulah Julian Klub yang bermain di kasta tertinggi liga, Jupiter Pro League.

Klub ini pernah menjuarai liga tahun 2014/2015 dan terakhir menjadi runner-up pada tahun 2019-2020, juga pernah mererebut tropfi Piala Belgia empat kali, terakhir tahun 2021-2022. Melihat sejarah dan prestasi yang pernah diraih KAA Gent membuat kami tidak sabar untuk segera dapat mengunjungi markasnya.

Ditambah lagi bahwa pemain nasional yang terkenal Belgia dilahirkan klub ini diantaranya, Romeo Lukaku, Thibaut Courtios. Kevin De Bruyne gelandang Manchester City pernah menimba ilmu di sini enam tahun, 1999- 2005. De Bruyne sempat bersama tim junior klub ini, sebelum bergabung dengan, Chelsea, Wolfsburg, dan Manchester City. Sudah tentu masih banyak pemain lainnya.

BACA JUGA  Jadi Pembina Upacara HGN ke-77, Isrizal Inspirasi Guru untuk Mencintai Perubahan
Syahrial Bakhtiar berada di teras Stadion KAA Gent Belgia

Beberapa pemain negara lain yang terkenal, Timnas Mesir dan eks Bintang Ajax Amsterdam, Ahmad Mido Hossam juga menjadi andalan KAA Gent pada tahun 2000-2001. Saat ini pemain Korea selatan, Hong Hyun seok juga menjadi andalan KAA Gent.(bersambung)

*Catatan Perjalanan Prof Syahrial Bakhtiar ke Amsterdam Belanda dan Ghent Belgia (5)

Penting Memahami Karakterisik Atlet yang Dilatih  untuk Pengembangan Prestasi

HARI i kedua International Conference Talent Identification and Development (TID) , Selasa (9/4/2024)  yang dilaksanakan di salah satu bangunan masih dalam lingkungan Üniversitas Gent, Dunan Campus. Dimulai tepat pukul 09.30 waktu setempat. Diawali dengan arahan dari ketua pelaksana Prof. Johan.

Prof.  Hartig yang bertindak sebagai moderator memperkenalkan Keynote pertama, Prof. Marije Elferink dari Groningen University Belanda, dengan mengusung tema presentasi, Today’s Talented Rthletes: The Stars of Tomorrow.

Dikemukakan berbagai fase yang dilakukan dalam menemukan bakat. Pada fase pertama dengan melihat dan mengamati hasil dan penampilan, kemudian semakin lebih Kompleks dengan tahap Multidimensional Performance Characteristics. Selanjutnya, sampai pada tahap saat ini, menjadi suatu sistem. Keynote speaker kedua dengan latar belakang Ahli AI, memaparkan bagaimana beliau dan tim telah membantu beberapa atlet yang sukses pada Olimpiade Tokyo dan sedang membantu pelatih dalam mengolah data dan upaya yang bisa dilakukan untuk lebih cepat. Kemudian, lebih memiliki daya dan lebih sempurna. Prinsipnya a good starrt is half the batle. Pada tahap pre game preparation dibutuhkan pelatih, untuk latihan fisik, nutrisi, strategi, taktik, dan seterusnya. Dan pada saat permainan, setelah pertandingan, feedback, anslisis, recovery dan sebagainya. Sehingga keberadaan Ugent-iMac, IDLab yang didukung team data science dan machine learning sangat mendukung sistem Talent Identification and Development (TID).

BACA JUGA  Peserta Nominasi Lomba Menulis Surat untuk Ibu Berlinangan Air Mata

Keynote ketiga Prof. Steve Cobley pakar pengembangan bakat atlet di Australia memaparkan materinya yang berjudul “How project H2grow supports athlete development in Australian swimming”,yaitu bagaimana proses perkembangan kemampuan atlet yang dilihat dari usia kronologis dan usia relatif. Dari 1. 000 sampel perenang di Australia terungkap bahwa perenang yang di tahun-tahun awal latihan dan belum masuk fase kematangan, mampu menyusul perkembangan. Bahkan, mengalahkan atlet yang sebelumnya juara karena lebih cepat matang dari atlet lainnya. Hasil riset ini membuktikan bahwa keberhasilan atlet di awal dipengaruhi oleh waktu kematangan masing-masing atlet. Setiap individu atlet memiliki waktu kematangan yang berbeda-beda walaupun usia kronologisnya sama.

Untuk itu “penting untuk memahami karakterisik anak yang dilatih dengan baik untuk pengembangan” prestasinya. Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan dan pembahasan proposal penelitian para mahasiswa yang datang dari berbagai negara yang langsung dibimbing para pakar- pakar identifikasi dan pengembangan bakat.(bersambung)

Comment