PESSEL-Persoalan Illegal Logging yang menjadi keluhan masyarakat dan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Pesisir Selatan Selatan (Pessel), selaras dengan apa diperjuangkan Nahdlatul ulama saat ini yakni ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’.
Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), H Maskut Candranegara M.Pd, saat menyalurkan paket bantuan untuk korban longsor dan banjir di daerah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Tepatnya di Nagari Barung-barung Balantai Koto Tarusan dan Painan. Minggu (23/03/2024).
Maskut mengatakan, persoalan kerusakan lingkungan di Indonesia hari ini terjadi peningkatan. Akibat kerusakan alam yang terjadi menjadi salah satu faktor terjadinya bencana alam. Persoalan ini tidak hanya terjadi di Sumbar saja, akan tetapi di beberapa provinsi lainnya.
“Bencana alam juga terjadi Jawa Timur, Jawa Tengah dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Daerah yang dulunya tidak banjir. Selama musim hujan, banjir, tanah longsor dan bencana terkait dengan air menjadi sesuatu yang rutin. Jagat dalam makna alam yang sedang mengalami kerusakan juga sangat relevan di Indonesia, ungkapnya.
Untuk itu, pentingnya menjaga lingkungan wajib harus kita tanamkan sejak dini. Sebab hasilnya akan dinikmati oleh generasi yang akan datang.” Bisa saja 100 tahun atau 500 tahun yang akan datang,” kata Maskut.
Penebangan hutan secara liar, pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, bukan masalah yang baru lagi, yang seharusnya dibenahi sesegera mungkin. Bagaimana tidak, masalah ini tidak luput dari peran pemerintah dan masyarakat yang harus berdampingan menjaga lingkungan kita ini.
Lingkungan yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan harus kita jaga kelestariannya. Lingkungan sangat penting bagi kelangsungan hidup bagi makhluk hidup. Karena apabila lingkungan tidak ada maka manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup.
Maskut menyampaikan, rasa duka dan prihatin yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi. Dia juga menyampaikan permohonan maaf dari Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf belum bisa hadir bersama di tengah masyarakat.
Meski Gus Yahya tidak hadir dalam kesempatan ini, Maskut mengatakan bagi Gus Yahya Sumbar t menjadi perhatian khusus. “Dari sekian banyak bencana yang terjadi di Indonesia, Sumatera Barat menjadi perhatian khusus Ketua PBNU, sekian banyak bencana yang terjadi di Indonesia, LPBINU selalu siap melakukan tanggap darurat tanpa perintah dari ketua PBNU. Tapi Sumbar, saya dapat perintah langsung dan disuruh menghadap. Panjang yang kami bahas tentang Sumbar jadi perhatian khusus,” ucapnya.
Terkait dengan bantuan yang diberikan, bukan hanya NU yang menyalurkan bantuan. Seluruh elemen masyarakat terpanggil untuk membantu saudaranya yang menerima musibah seperti ini. Apalagi Pessel sudah masuk tanggap darurat kedua.
Meski demikian, kita patut bersyukur kepada Allah SWT yang memberikan cobaan meski penuh dengan penderitaan, banyak harta yang tidak terselamatkan. “Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bisa menyelamatkan diri. Diberi umur panjang sehingga kita masih bisa beribadah di bulan Ramadhan dan berkumpul bersama,” ucapnya.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyalurkan paket bantuan senilai Rp 200 juta untuk korban longsor dan banjir di daerah Pesisir Selatan (Pessel). Selain itu, NU juga membuka posko penerima bantuan dan siap untuk menyalurkan.
Bantuan dalam bentuk kasur, kompor dan tabung gas beserta isinya, piring, ember, beras 10 kilo geram handuk dan lainnya tersebut diangkut melalui jalur darat dengan menggunakan dua truk dan tiba di Pesisir Selatan, Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 00.24 WIB. Jumlah penerima bantuan sekitar 150 KK.
Sebelumnya, pimpinan Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah LAZISNU PBNU, Kyai Syarifuddin mengatakan, bantuan yang diberikan merupakan bentuk dukungan PBNU untuk warga yang menjadi korban. “Hal yang sama juga kami lakukan terhadap korban gempa di Jawa Timur dan korban banjir di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Dia juga berharap masyarakat yang menjadi korban tetap sabar, tawakal dan menerima ketentuan dari Allah dan senantiasa menambah keimanan.
“LPBINU dan LAZISNU PBNU datang ke Sumbar bukan pertama kalinya. Beberapa kali bencana termasuk gempa di Pasaman Barat dan Pasaman Timur kami hadir bersama dengan Ketua Umum PBNU menyerahkan bantuan langsung kepada masyarakat,” ungkapnya.
Staf Ahli Bupati Pesisir Selatan Datuak M.A Tigo Lareh mengucapkan terimakasih atas kunjungan dan bantuan dari PBNU. Ini merupakan perhatian serius dari PBNU terhadap warga pesisir Selatan yang saat ini ditimpa musibah.
Dia berharap, apa yang diberikan oleh PBNU terhadap warga Pessel semoga menjadi amal jariah bagi warga NU dan menjadi pertolongan bagi warga yang terdampak bencana. Ia juga meminta maaf atas ketidak hadiran Bapak Bupati karena kesibukannya.
Dalam kesempatan itu hadir Wakil Ketua PWNU Sumbar Armaidi Tanjung, Sekretaris PWNU Sumbar Tan Gusli, Bendahara PWNU Sumbar Aulya Rivai, Wakil Sekretaris PWNU Sumbar Eri Gusnedi, Wakil Sekretaris Hujaipah Dalimunthe, Firdaus A’wan PWNU Sumbar. LPBINU PWNU Sumbar Basrizal Aidil, dan Sekretaris LPBINU PWNU Sumbar Fahmi. Dari PCNU Kabupaten Pessel, Yose Rizal Rais Syuriah, Subiyanto Ketua Tanfidziyah, Eko Wahyudi Sekretaris dan beberapa Badan Otonom (Banom NU).
Seperti diketahui, daerah Barung-barung Balantai, merupakan salah satu daerah terparah diterjang banjir dan longsor beberapa waktu lalu. Hingga kini daerah tersebut masih dalam proses pembersihan.
Jalan raya Barung-barung Balantai yang berada di pinggir sungai, begitu jelas terlihat sisa-sisa banjir dan longsor yang terjadi. Selain banyak ditemukan rumah warga yang rusak dan bekas seretan arus sungai, juga di depan rumah warga masih menyisakan tumpukan- tumpukan tanah yang baru dibersihkan. Sejumlah armada penyemprot tanah juga masih standby di sejumlah titik di daerah itu. (drd)
Comment