Pariwisata

2023, Sumbar Dikunjung 7,3 Juta Wisnus Habiskan Rp7,5 Triliun untuk Belanja

535
×

2023, Sumbar Dikunjung 7,3 Juta Wisnus Habiskan Rp7,5 Triliun untuk Belanja

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda saat memimpin ekspose hasil kajian tim dari Unand terhadap dampak pariwisata bagi Sumbar, Senin (20/11).Ist

PADANG – Terhitung hingga September 2023 kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Sumbar capai 7,3 juta orang. Sementara khusus wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 39.669 orang.

Dari kunjungan tersebut, jika rata-rata pengeluaran wisnus ini mencapai Rp1.339.019, maka diperkirakan ada Rp7,5 triliun uang yang dihabiskan (spend of money) wisnus di Sumbar. Begitu juga dengan jumlah wisman, maka spend of money mencapai Rp369 miliar lebih.

Angka tersebut hasil Tim Kajian Universitas Andalas (Unand). Survey tersebut mengkaji dampak sektor pariwisata terhadap perekonomian Sumatera Barat (Sumbar). Dimana secara umum terjadi peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dari 2017 hingga 2022.

“Meski terjadi peningkatan kunjungan wisnus, namun periode tersebut juga terjadi penurunan pada 2021 akibat pandemi Covid-19. Sementara khusus wisatawan mancanegara (wisman), terjadi fluktuasi jumlah wisman, dengan penurunan signifikan pada 2020 dan kenaikan pada 2022,” terang Ketua Tim Kajian dari Unand, Yulia Anas, saat memaparkan hasil kajiannya, Senin (20/11).

BACA JUGA  Bangun Desa Adat Wisata, Butuh Proses dan Dukungan Masyarakat serta Pemerintah

Diungkapkannya, tujuan kajian yang dilakukannya, untuk analisis profil wisatawan meliputi demografis, sosial, ekonomi, pola belanja, pengeluaran, dan lama tinggal di Daerah Tujuan Wisata (DTW). Selain itu, juga analisis dampak sektor pariwisata terhadap perekonomian Sumbar.

Metode penelitian yang digunakan dalam kajiannya, berupa metode survei dan analisis Input-Output (I-O), pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sementara jumlah respondennya mencapai 400 responden wisnus dan 40 responden wisman di 80 DTW di 19 kabupaten/kota.

Disebutkannya, berdasarkan profil wisatawan, khusus wisnus dominan berasal dari provinsi tetangga dengan usia 21-30 tahun dengan pendidikan SMA/diploma/S1. Dari sisi pendapatan, wisnus yang berkunjung ke Sumbar memiliki pendapatan Rp1 hingga Rp5 juta per bulan.

Sedangkan khusus wisman dominan dari Malaysia, Australia, dan Eropa, yang berkunjung ke Sumbar termasuk usia produktif, pendidikan diploma/S1, dan pendapatan di atas Rp20 juta.

Beerdasarkan pola wisatawan, yang berkunjung ke Sumbar mayoritas wisatawan datang berombongan, terutama bersama keluarga. Sedangkan alasan wisman berwisata dengan kelompok untuk kemudahan dan keamanan. Termasuk juga sebagian besar wisnus juga datang berkunjung ke Sumbar berlibur dengan keluarga.

BACA JUGA  Sanggar Seni Rantak Sigumarang Unjuk Gigi di Panggung PKPEK 2020 Pauh IX

Terkait pengeluaran wisatawan, rata-rata pengeluaran wisnus Rp1.339.019, dengan komponen terbesar untuk akomodasi, belanja, dan sewa kendaraan. Sedangkan rata-rata pengeluaran wisman Rp9.321.328, dengan komponen serupa.

“Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sumbar, maka sektor pariwisata memiliki dampak terhadap perekonomian. Analisis Input-Output menunjukkan dampak sektor pariwisata terhadap output sekitar 4,65%. Sektor penyedia akomodasi menjadi kontributor terbesar terhadap output dan Nilai Tambah Bruto (NTB),” terangnya.

Yulia Anas juga menyinggung investasi dan peran pemerintah. Di mana, realisasi investasi pariwisata tahun 2022 sebesar Rp304 miliar. Belanja pemerintah mencapai Rp193,7 miliar, dengan Kota Bukittinggi sebagai daerah dengan alokasi terbesar.

Sementara, pendapatan dan kontribusi terhadap perekonomian estimasi peredaran uang dari kegiatan wisata mencapai Rp7.957,28 miliar. Kontribusi terhadap APBD Provinsi Sumbar dan 19 Kabupaten/Kota sekitar 14,96%.

“Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan pariwisata menjadi motor penggerak ekonomi Sumatera Barat dengan potensi pertumbuhan yang positif. Dalam menghadapi fluktuasi, kajian ini memberikan landasan untuk pemulihan dan pengembangan berkelanjutan,” terangnya.

BACA JUGA  Waspada Korona, Tee Box Padang Tutup Operasional

Dari hasil kajiannya, Yulia Anas juga memberikan sejumlah rekomendasi. Yakni, perlunya pengembangan strategi pemasaran dan promosi yang lebih agresif. Kemudian, peningkatan infrastruktur pariwisata dan fasilitas pendukung. Selanjutnya juga perlu kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal.

Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda menyebutkan, hasil kajian oleh Tim Unand ini sangat penting, karena dengan survey yang dilakukan dapat melihat langsung karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Sumbar. Apalagi tahun ini Pemprov Sumbar menjadikan tahun kunjungan wisata bertajuk “Visit Beautiful West Sumatera 2023”.

Program Visit Beautiful West Sumatera 2023 ini memberikan dampak yang cukup besar terhadap kunjungan wisatawan ke Sumbar. Data-data kajian ini menurutnya sangat penting untuk menjadi bahan bagi Dinas Pariwisata Sumbar untuk melaksanakan program dan kegiatan tahun 2024 nanti.(Bdr)

Comment