Sumatera Barat

Komit Bersihkan Laut dari Sampah, Gubernur Mahyeldi Terima Penghargaan dari KKP RI

279
×

Komit Bersihkan Laut dari Sampah, Gubernur Mahyeldi Terima Penghargaan dari KKP RI

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sumbar Mahyeldi (dua dari kiri) menerima plakat penghargaan Sakti Wahyu Trenggono saat acara puncak apresiasi Gerakan BCL di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jumat (10/11).Ist

PADANG – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menerima penghargaan sebagai Gubernur Penggerak Pengelolaan Sampah Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Apresiasi itu diberikan karena komitmennya dalam upaya-upaya mengurangi sampah plastik di laut.

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Gubernur Mahyeldi dari Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat acara puncak apresiasi Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (BCL) di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jumat (10/11).

“Alhamdulillah, komitmen dan keseriusan Pemprov Sumbar, masyarakat, serta sejumlah lembaga dan perusahaan di Sumbar dalam menjaga kebersihan di laut dari sampah-sampah plastik, tak pernah surut. Sebab, dampak negatif sampah laut sangat nyata bagi potensi perikanan serta kehidupan para nelayanan kita. Terlebih, perairan nergara kita termasuk yang banyak sampah plastiknya,” ujar Gubernur Mahyeldi

Gubernur berharap, melalui program BCL KKP RI, kepedulian seluruh lapisan masyarakat terhadap pentingnya kebersihan laut terus meningkat dari waktu ke waktu. Gubernur Mahyeldi sendiri telah mengadopsi serta mengembangkan program tersebut di Sumbar, dengan menyiapkan hadiah umrah bagi nelayan Kota Padang, yang berhasil mengumpulkan sampah plastik di laut terbanyak hingga akhir tahun 2023.

BACA JUGA  Ingatkan Bahaya Narkoba, Gubernur Mahyeldi Safari Ramadhan di Masjid Raya Lubuk Pandan

“Pelaksanaan program aksi bersih sampah di laut di Sumbar memang kita modifikasi. Kami sudah sampaikan kepada nelayan di Kota Padang, nanti yang paling banyak mengumpulkan sampah pada akhir tahun ini, akan kita berangkatkan umrah ke Tanah Suci,” ucap Gubernur lagi.

“Apa yang dilakukan saudara-saudara kita para nelayan dalam aksi BCL ini, adalah gerakan yang mulia dan patut diapresiasi. Tapi, gerakan ini tidak boleh berhenti di bulan ini saja. Harus lanjut minimal sampai akhir tahun. Bagi nelayan yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak di akhir tahun ini, akan kita berangkatkan umrah ke Tanah Suci,” ucap Gubernur Mahyeldi.

Ditegaskannya, bahwa kehidupan di darat teramat bergantung kepada laut. Oleh karena itu, Gubernur Mahyeldi menegaskan pentingnya menjaga dan merawat laut secara maksimal, dengan tidak membuang sampah ke laut, termasuk juga ke sungai, danau, dan kawasan perairan lainnya.

BACA JUGA  Pokir Ismunandi Sofyan, Gelar Workshop Bersama KTH dan KPS Agam

“Jangan ada lagi yang membuang sampah ke laut, sehingga membuat laut dan potensi besar di dalamya menjadi rusak. Selain itu, laut juga tidak rela menerima sampah kita. Buktinya, saat cuaca sedang tidak bersahabat, sampah akan dikembalikan lagi oleh laut ke daratan. Ini harus kita ingat,” pesannya usai menerim penghargaan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Reti Wafda mengatakan penilaian dari penghargaan tersebut adalah pelaksanaan BCL. Terutama dukungan Pemprov Sumbar dalam pelaksanaan BCL tersebut berjalan berkelanjutan.

“Jadi penilainannya tidak hanya sekali pelaksanaan, tapi bagaimana secara kebijakan Pemprov Sumbar melaksanakan program tersebut secara berkesinambungan,”ungkapnya.

Menteri KKP RI Sakti Wahyu Trenggono turut mengapresiasi pada Kepala Daerah dan nelayan yang telah menunjukkan kepedulian dan bersungguh-sungguh dalam pelaksanaan program BCL di daerah masing-masing. Program itu sendiri telah dimulai sejak Juli 2023 di 18 kawasan yang tersebar di 18 provinsi, dengan total sampah plastik yang berhasil dikumpulkan mencapai 820 ton.

BACA JUGA  Mahyeldi Serahkan 14,9 Kubik Kayu Ilegal Loging untuk Pembangunan Masjid

“Angka ini akan terus bertambah dan kita harapkan pada pelaksanaan program tahun depan, angka ini bisa lebih banyak,” ucap Menteri Sakti.

Keberadaan sampah di laut Indonesia, sambung Menteri Sakti, memang turut dipengaruhi oleh posisi geografis Indonesia yang berada dekat Samudera Pasifik. Sehingga, Indonesia pada tahun 2020 berada di urutan ke-6 negara penghasil sampah terbanyak, dan pada tahun 2021 menjadi distributor sampah plastik laut terbanyak ke-5 di dunia.

“Ini tidak boleh lagi terjadi. Tahun ini merupakan tahun kedua program Bulan Cinta Laut. Melalui gerakan ini, penanganan sampah laut secara konsisten akan terus kita tingkatkan,” ucap Menteri di akhir sambutannya.(ADV)

Comment