PADANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bersama BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan deteksi gempa bumi mulai sejak 100 tahun ke belakang. Ada empat segmen gempa yang aktif.
“Deteksi gempa bumi di Sumbar sejak 100 tahun belakang dilakukan untuk mengetahui trend gempa bumi di Sumbar seperti apa kelihatan. Ini melibatkan BMKG dan BNPB,” terang Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, kemarin.
Rudy mengungkapkan dari lima segmen gempa yang ada di Sumbar, ternyata hasil deteksi, ada empat segmen yang aktif. Namun, Rudy tidak menjelaskan detail empat segmen yang aktif tersebut.
Rudy juga mengungkapkan, selain empat segmen yang aktif, saat ini yang menjadi perhatian serius adalah pusat gempa Megathrust Siberut Kepulauan Mentawai. Karena potensi dan bahaya paling besar adalah segmen Megathrust.
Diketahui, berdasarkan penelitian pakar gempa, potensi gempa dan tsunami berkekuatan magnitudo (M) 8,9 di zona megathrust segmen Siberut Kepulauan Mentawai masih mengancam masyarakat Kota Padang dan beberapa daerah lain Sumbar.
“Megathrust di Mentawai ini masih senyap. namun memiliki potensi gempa bumi yang cukup besar. Ini yang perlu diwaspadai,” ungkap Rudy.
Untuk mengantisipasi bencana gempa bumi tersebut, menurut Rudy, perlu persiapan mitigasi yang cukup matang. Apalagi dengan terjadinya gempa besar terakhir di Sumbar tahun 2009 silam, saat ini banyak generasi muda yang terlupakan. “Gempa 2009 sudah 14 tahun berlalu. Tentu generasi baru sekarang yang duduk di bangku sekolah perlu diingatkan kembali untuk mitigasi gempa ini,” terangnya.
Untuk sosialisasi mitigasi gempa dan tsunami di kalangan pelajar ini, BPBD Sumbar menurut Rudy masih menunggu informasi dari Dinas Pendidikan Sumbar untuk bergerak melaksanakan program mitigasi di sekolah-sekolah. “Untuk mitigasi di sekolah ini yang terlibat Dinas Pendidikan Sumbar,” terangnya.
Sementara sebelumnya, Rabu (25/10) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar simulasi peringatan dini gempa M9,0 dan tsunami di sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satunya Kota Padang.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Padang Suaidi Ahadi menjelaskan kegiatan simulasi dipusatkan di Selatan Jawa tepatnya Malang. Sementara, untuk kawasan pesisir pantai Sumbar dilaksanakan di Kota Padang. Kegiatan ini dilakukan serentak oleh daerah-daerah yang dalam skenario terdampak oleh tsunami.
“Jadi dari BMKG Pusat akan mengirimkan skenario peringatan dini, dan daerah yang terdampak akan melakukan tindakan simulasi respon serta pelatihan evakuasi mandiri berdasarkan peringatan dini tersebut,” ujarnya, Rabu, (25/10).
Lebih lanjut ia menjelaskan, kegiatan bertajuk Indian Ocean Waves Exercise 2023 (IOWave23) menjadi sarana meningkatkan kesadaran bencana dan kewaspadaan terhadap gempabumi dan tsunami melalui kegiatan yang disebut Table Top Exercise (TTX) dan Tsunami Drill.
“TTX merupakan salah satu metode dalam pelatihan yang bertujuan untuk melakukan respons pendalaman dan klarifikasi terhadap produk perencanaan sebuah bencana,” sambungnya.(Bdr)
Comment