PADANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang Andree Algamar mengatakan, Kota Padang yang membujur dari Utara ke Selatan memiliki garis pantai sepanjang 68,126 km, merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumbar yang memiliki potensi ancaman bencana gempa dan tsunami.
“Terdapat 7 kabupaten dan kota di pesisir barat Provinsi Sumbar yang memang berbatasan langsung dengan pantai, seperti Kota Padang, Pariaman, Pasaman Barat, Agam, Padangpariaman, Mentawai dan Pesisir Selatan,” ujar Andree Algamar dalam kegiatan Indian Ocean Waves Exercise 2023 (IOWave23) yang dilaksanakan BMKG Sumbar di Balaikota Aie Pacah, Rabu (25/10 /2023).
Maka untuk itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumbar menggelar simulasi peringatan dini gempa M9,0 dan tsunami di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Kota Padang, yang bertajuk Indian Ocean Waves Exercise 2023 (IOWave23).
Dikatakan Andree, itu artinya, ketujuh wilayah ini memiliki ancaman yang relatif sama yakni tsunami yang disebabkan kerena adanya aktivitas geologi pada segmen patahan Mentawai Megathrust. Kondisi tersebut mengharuskan pemerintah, praktisi seluruh lapisan masyarakat dan dunia usaha memiliki pemahaman yang sama dan bersinergi dalam upaya penanggulangan bencana di Sumbar ini.
“Kita semua pernah melihat dan mungkin juga pernah mengalami, pada saat bencana gempa terjadi akan terdapat berbagai permasalahan, diantaranya adalah diseminasi (penyampaian) informasi yang proses dikeluarkan oleh pemerintah serta peralatan pendukung yang digunakan untuk diseminasi informasi tersebut agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat tepat waktu serta mengeluarkan arahan evakuasi jika terdapat potensi tsunami,” jelasnya.
Untuk Kota Padang, kegiatan ini juga telah dilaksanakan sejak tahun 2014 dan diselenggarakan setiap 2 tahun sekali.
“Kali ini Kota Padang, selain menguji coba SOP di Pusdalops, kita juga mencoba SOP Padang Command Centre yang saat ini tergabung dan berada pada satu tempat yang sama,” pungkasnya.
Pada kegiatan IOWave23 ini terdapat skenario berupa gempa bumi dengan kekuatan M9,0 dengan kedalaman 10 kilometer yang mengakibatkan tsunami di lepas pantai Pulau Jawa. D
alam skenario tersebut, gelombang tsunami menerjang hingga ke pesisir barat barat Sumbar dan Pesisir Nusa Tenggara Timur (NTT) .
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Padang Dr Suaidi Ahadi ST MT mengungkapkan, kegiatan simulasi dipusatkan di selatan Jawa tepatnya Malang dan untuk kawasan pesisir pantai Sumbar dilaksanakan di Kota Padang.
“Kegiatan ini dilakukan serentak daerah-daerah yang dalam skenario terdampak tsunami. Jadi dari BMKG Pusat akan mengirimkan skenario peringatan dini dan daerah yang terdampak akan melakukan tindakan simulasi respon serta pelatihan evakuasi mandiri berdasarkan peringatan dini tersebut,” ujar Suaidi.
Ia menjelaskan, kegiatan ini menjadi sarana meningkatkan kesadaran bencana dan kewaspadaan terhadap gempabumi dan tsunami melalui kegiatan yang disebut Table Top Exercise (TTX) dan Tsunami Drill.
“TTX merupakan salah satu metode dalam pelatihan yang bertujuan untuk melakukan respons pendalaman dan klarifikasi terhadap produk perencanaan sebuah bencana,” ucap Suaidi.
Sementara Tsunami Drill merupakan sebuah simulasi tsunami yang dilaksanakan langsung di lapangan oleh berbagai komponen masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.
“Kita semua pernah melihat dan mungkin juga pernah mengalami, pada saat bencana gempa terjadi akan terdapat berbagai permasalahan, diantaranya adalah diseminasi (penyampaian) informasi yang proses dikeluarkan oleh pemerintah serta peralatan pendukung yang digunakan untuk diseminasi informasi tersebut agar dapat diterima oleh seluruh masyarakat tepat waktu serta mengeluarkan arahan evakuasi jika terdapat potensi tsunami,” jelas Suaidi.
Untuk Kota Padang, kegiatan ini juga telah dilaksanakan sejak tahun 2014 dan diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. “Kali ini Kota Padang, selain menguji coba SOP di Pusdalops, kita juga mencoba SOP Padang Command Centre yang saat ini tergabung dan berada pada satu tempat yang sama,” pungkasnya.
Pada kegiatan IOWave23 ini terdapat skenario berupa gempa bumi dengan kekuatan M9,0 dengan kedalaman 10 kilometer yang mengakibatkan tsunami di lepas pantai Pulau Jawa. Dalam skenario tersebut, gelombang tsunami menerjang hingga ke pesisir barat barat Sumatra Barat dan Pesisir Nusa Tenggara Timur. (drd)