PADANG – Dua hari didemo masyarakat Air Bangis, Pasaman Barat Gubernur Mahyeldi malah ke Jakarta. Warga tetap memaksa hanya mau ditemui oleh Gubernur Mahyeldi.
“Kemana nuranimu pak, kami hadir ke sini untuk hanya bisa bertemu dengan kamu. Kenapa hanya datang pada saat kampanye saja,”sebut warga dengan pengeras suara.
Warga meminta Gubernur Mahyeldi mencabut usulan tentang proyek strategis nasional kepada Menko Kemaritiman dan Investasi. Menurut mereka lahan yang mereka tanam saat ini sudah dikelola sejak lama.
“Kenapa baru sekarang kami dilarang. Setelah sawit kami panen kami diusir. Bebaskan warga yang ditangkap,”pinta warga.
Setidaknya ada empat tuntunan masyarakat Air Bangis kepada Gubernur Sumbar Mahyeldi. Petama, cabut usulan gubernur tentang proyek strategis nasional kepada Menko Kemaritiman dan Investasi
Kedua, bebaskan lahan masyarakat Air Bangis dari kawasan hutan produksi. Ketiga bebaskan masyarakat dari Koperasi KSU ABS HTR Sekunder. Dan keempat bebaskan masyarakat menjual hasil sawitnya kemanapun.
Sayang hingga Selasa (1/8/2023) Gubernur Mahyeldi belum menemui massa. Ketika Kepala Kesbangpol Sumbar, Jefrinal Arifin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asben Hendri, Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Febrina Tri Susila Putri.
Hasilnya warga tetap menolak perwakilan tersebut. Massa hanya meminta Gubernur Mahyeldi untuk datang menemui mereka.
Kepala Kesbangpol Jefrinal Arifin mengatakan, mereka diutus Gubernur Mahyeldi untuk menampung aspirasi warga. Hanya saja warga tidak mau menerima mereka.
“Kami akan tampung aspirasi, nanti kami sampaikan pada gubernur. Tapi mereka tidak mau menerima,”sebutnya.
Dikatakannya, saat ini Gubernur Mahyeldi ada agenda ke Jakarta. Sebelumnya pada Senin (31/7/2023) gubernur ada banyak kegiatan.
Sementara terkait permasalahan warga tekait Proyek Strategis Nasional di Air Bangis adalah kewenangan dari pemerintah pusat. Tekait warga yang ditangkap, katanya adalah kewenangan Polda Sumbar.
“Jadi itu kewenangannya bukan dengan gubernur,”katanya.
Diketahui warga Air Bangis, Pasbar sudah dua hari bertahan menggelar aksi demo di Kantor Gubernur Sumbar. Masa yang datang dari beberapa Jorong di Air Bangis, diantaranya Jorong Pigogah, Lubuk Buaya, lebih kurang 2.000 masa termasuk anak-anak kecil.
Haris Ritonga, salah seorang petani mengatakan, mereka berangkat pada Minggu malam dengan menggunakan Bus yang berjumlah sekitar 40 unit bus dengan lama perjalanan sekitar 7 jam. massa telah menyediakan logistik, tenda, kayu bakar yang akan digunakan untuk kebutuhan pangan dan papan selama demo berlangsung.
Aksi tersebut dilatarbelakangi, adanya usulan Gubernur Provinsi Sumatera Barat ke Menteri Koordinator Maritim dan Investasi RI lahan seluas +- 30.000 ha di Nagari Air Bangis untuk menjadi Proyek Strategis Nasional bagi PT Abaco Pasifik Indonesia.
Direncanakan akan membangun industri refinery dan petrochemical serta sarana pendukung lainnya. Menurut gubernur lahan tersebut, bekas areal PT Sumber Surya Semesta, berstatus clear and clean digunakan.
Sementara warga menilai lahan tersebut merupakan wilayah kelola masyarakat, telah digunakan turun temurun sebagai pemukiman, perkebunan. Sarana prasarana ibadah-pendidikan-fasilitas umum lainnya, situs budaya-adat dll. Bukan tanah kosong yang clear and clean digunakan untuk industri refinery dan petrochemical.(Bdr)
Comment