Ekonomi

Hadir di Solok, Istri Wapres Sebut Kreativitas dan Inovasi Modal Utama Produk Kriya

554
×

Hadir di Solok, Istri Wapres Sebut Kreativitas dan Inovasi Modal Utama Produk Kriya

Sebarkan artikel ini
Ketua Dekranas, Wury Ma'ruf Amin pada pembukaan Kegiatan Peningkatan UMKM Kriya di Nagari Panyakalan, Kabupaten Solok, Kamis (20/7/2023).Ist

PADANG – Ketua Dekranas, Wury Ma’ruf Amin menyampaikan modal utama dari produk kriya adalah kreativitas dan inovasi. Meski begitu pelaku kerajinan kriya harus mendapatkan akses modal.

Hal itu disampaikannya pada pembukaan Kegiatan Peningkatan UMKM Kriya di Nagari Panyakalan, Kabupaten Solok, Kamis (20/7). Pelatihan bagi UMKM kriya itu digelar Dekranas dan Kementerian Investasi/BPKM di Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang.

Dikatakannya, kerajinan, khususnya kerajinan kriya adalah salah satu sektor yang terdampak pendemi Covid-19.

Pascapandemi, sektor ini perlahan mulai bangkit kembali. Untuk bisa kembali bangkit dan terus berkembang, terdapat dua hal yang sangat dibutuhkan oleh para pengrajin kriya, yakni inovasi dan kreativitas.

“Dua hal yang paling dibutuhkan adalah kreativitas dan inovasi. Dengan kreatifitas bisa dilihat peluang baru, beradaptasi sesuai dengan kebutuhan pasar. Sementara dengan inovasi bisa menciptakan proses produksi yang lebih efektif,” katanya.

Disebutkannya, dengan penerapan dua hal tersebut bisa melahirkan produk yang menarik dan bernilai tinggi dengan memadukan nilai tradisi dan modern.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Investasi/BKPM yang telah menginisiasi peningkatan kompetensi UMKM kriya di Solok,” katanya.

Lebih jauh ia menyebut, kekayaan khazanah budaya yang dimiliki Indonesia yang merupakan potensi besar untuk digali guna mengembangkan produk industri kriya.

“Indonesia adalah negara yang kaya akan tradisi budaya. Ini adalah modal untuk mengembangkan produk kriya yang unik dan khas dan memiliki nilai jual yang tinggi,” katanya.

Wury menyebut, Dekranas memberikan dukungan penuh untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) UMKM kriya. “Fasilitas, akses dana, pasar, kemudahan berusaha dan promosi akan menjadi fokus kita,” katanya.

Baca Juga:  Di Sela sela Rakor, Diskop UMKM Apresiasi Kinerja Dekopinda Padang

Namun, Dekranas menurutnya tidak bisa berjalan sendiri. Karena itu ia mengajak semua pihak untuk membangun ekosistem yang ramah untuk kreativitas dan inovasi, saling berbagi pengetahuan, serta pengalaman untuk membangun industri kriya.

“Dengan ini, tidak hanya menciptakan produk kriya tetapi juga mewariskannya kepada generasi yang akan datang,” katanya.

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Sri Suparni Bahlil menyebut, kegiatan yang digelar di Sumbar adalah yang ketiga kali sejak pascapandemi Covid-19. Sebelumnya, kegiatan serupa digelar di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Investasi/BPKM.

“Berdasarkan data terakhir, masih ada sekitar 65 ribu UMKM, termasuk UMKM kriya yang belum memiliki legalitas. Padahal, sejak penerapan Sistem Online Single Submission (OSS), sudah diterbitkan 4.473 nomor induk usaha. Artinya, ada sekitar 60 ribu UMKM lagi menjadi PR kita bersama,”katanya.

Bagaimana tak hanya meningkatkan kompetensi pelaku UMKM kriya, tapi juga bagaimana kita mendampingi mereka untuk mendapatkan investasi dan legalitas. Inilah yang melatarbelakangi kerja sama kami dengan Kementerian Investasi/BKPM,” tutur istri Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia itu.

Sementara itu Ketua Dekranasda Sumbar Harneli Mahyeldi menyebut Sumatera Barat memiliki produk kerajinan kriya para yang berpotensi besar untuk menembus pasar nasional, bahkan mancanegara. Untuk memaksimalkan itu perlu ditingkatkan daya saing pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kerajinan kriya.

Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh 100 pelaku UMKM di Kabupaten Solok itu dibuka Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Wury Ma’ruf Amin. Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Solok, istri Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu didampingi Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Sri Suparni Bahlil dan Ketua Bidang Pendanaan Dekranas, Elizabeth Thohir serta jajaran pengurus Dekranas lainnya.

Baca Juga:  Gubernur Mahyeldi Ingin Keberadaan Bank Nagari Dirasakan Masyarakat

Kedatangan Ketua Dekranas itu disambut oleh Ketua dan Wakil Ketua Dekranasda Sumbar, Herneli Mahyeldi dan Fitria Amalia Audy, Bupati Solok, Epiyardi Asda dan Ketua Dekranasda Kabupaten Solok, Emiko Epyardi Asda, serta pemangku kepentingan terkait lainnya.

Ketua Dekranasda Sumbar, Harneli Mahyeldi menyampaikan, sulaman dan bordir menjadi produk kriya andalan Sumbar. “Dari Sumbar terlahir beberapa produk kriya sulam dan bordir, seperti Kapalo Samek, Suji Caia, Sulam Bayang, Sulam Bayang Mas, serta Bordir Kerancang,” kata perempuan yang akrab disapa Ummi Harneli itu.

Potensi besar ini akan mampu membawa produk-produk Sumbar menembus pasar mancanegara jika daya saing para pengrajinnya terus ditingkatkan. Oleh karena itulah, ia mengucapkan terima kasih atas perhatian Dekranas dan Kementerian Investasi/BKPM yang telah melaksanakan program peningkatan kapasitas UMKM kriya di Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang.

Disebutkannya, kesempatan itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pelaku UMKM kriya di Sumbar.

“Ini adalah peluang untuk menambah ilmu, memperluas pengetahuan, serta menambah jaringan. Manfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Ia berharap dengan kegiatan yang digelar oleh Dekranas dan Kementerian Investasi/BKPM tersebut kualitas produk industri kriya di Sumbar bisa bersaing di dunia internasional dan mendapatkan pasar potensial.(Bdr)