PADANG–Anggota Komisi IX DPR RI dr H Suir Syam mengungkapkan, kebiasaan diet yang dilakukan para ibu bisa berpotensi bagi anaknya mengalami stunting. Karena, bahan baku gizi anak berasal dari air susu ibu (ASI) ibu melahirkan tidak maksimal. Apalagi, ibu yang tengah hamil dan sedang menyusui.
“Sementara, kebiasaan para ibu melahirkan melakukan diet, karena takut gemuk, sangat berpotensi terhadap anaknya mengalami stunting,” ujar Suir Syam pada Sosialisasi Advokasi dan KIE Penanganan Stunting bersama mitra kerja tahun 2022 di lapangan Sepak Bola Batuang Taba Kota Padang, Rabu (10/8/2022).
Ditambahkan Suir Syam, karena dari dampak keinginan para ibu tampil menarik, sehingga anak yang tengah disusui berpotensi mengalami stunting. Memang tak terbantahkan para ibu usai melahirkan berpotensi besar menjadi melar tubuhnya.
Sementara, budaya diet itu mempengaruhi bahan baku gizi terhadap ASI – nya. Otomatis bahan baku gizi yang dikandung ASI para ibu yang diet tidak maksimal. Maka, anaknya yang tengah disusui terancam mengalami stunting. Tentu hal ini bakal mengancam generasi ke depan.
Maka dalam hal ini perlu peranan para suami dalam memberikan masukan terhadap isterinya, agar jangan melakukan diet ketika tengah hamil maupun sedang menyusui. Jika suami tak berperan dalam hal ini, tentu anak anaknya terancam mengidap stunting. Untuk diketahui anak yang mengalami stunting, memiliki tinggi tubuh kurang dari 46 Centimeter. Pertumbuhan fisiknya tak sesuai dengan umurnya. Jika sudah dewasa nanti, dia sering sakit sakiitan.
Pemerintah pusat hingga tahun 2024 menargetkan penurunan kasus stunting 14 persen, maka dalam hal ini daerah harus melibatkan semua elemen ikut membantu melakukan penurunan kasus stunting. Dan pemerintah untuk menuntaskan kasus stunting pemerintah daerah mulai dari lurah ikut membantu mengatasi stunting.
Jika kasus ini diabaikan akan berdampak kepada sumberdaya manusia (SDM) negeri ini. Sementara, soal pendidikan Indonesia tidak kalah dengan pendidikan luar negeri, namun abai dalam permasalahan waktu.
“Kemudian, contoh lain menjangkau persoalan disiplin, sudah menjadi rahasia umum masyarakat kita banyak yang tidak disiplin,” ujar Suir Syam.
Dikatakan Suir Syam, sering ditemui di tengah masyarakat khususnya pada aktivitas lalu lintas, jika ada hambatan lalu lintas karena perbaikan jalan. Di antaranya pengendara antri, namun tiba tiba angkutan umum menyerobot. Sehingga terganggu kelancaran lalu lintas.. Sehingga memicu kemacetan lalu lintas. Kemudian juga berdampak terhadap efisiensi waktu.
Kabid Pengendalian Penduduk (Dalduk) BKKBN Siang Desra mengatakan, idealnya lebih baik mencegah dari pada mengobati setelah terjadi stunting. “Jadi alangkah baiknya mengantisipasi terjadi stunting terhadap anak sejak calon pengantin (Catin), dengan memperhatikan gizi Catin,” ujar Desra.
Selain itu, jelas Desra, kemudian dilanjutkan dengan mengantisipasinya, setalah ibu memasuki masa hamil. Dalam masa hamil ini soal gizi ibu harus diperhatikan. Kemudian sampai ke tahap melahirkan, bayi dijamin mendapatkan asupan gizi melalui ASI ibunya. Sehingga dengan sendirinya potensi anak mendapatkan stunting teehindari. (drd)
Komentar