PADANG – Desakan penggantian pengurus KONI Sumbar mulai bermunculan. Desakan itu mengingat Sumbar makin jauh target yang dipatok sendiri oleh KONI Sumbar, 16 medali emas.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumbar, Fauzi Bahar gerama melihat kondisi carut marutnya kondisi kontingen Tuah Sakato pada PON XX Papua.
Jika target tak tercapai sudah disiapkan mosi tak percaya buat ketua KONI, Agus Suardi alias Abin.
“Seandainya tidak tercapai target 10 besar PON XX Papua, kita akan beri mosi tidak percaya. Agar ketua KONI Sumbar diganti dengan tokoh yang lebih pantas dan punya krediblitas, saya sudah bicarakan sama Rektor UNP,“ ujar mantan Walikota Padang, Fauzi Bahar, Senin (11/10/21) sebagaimana dilansir Sumbarpost.com.
Sampai berita ini diturunkan, untuk sementara posisi kontingen Sumbar masih kokoh diurutan 17 dari 34 provinsi yang ikut PON XX Papua.
Diharapkan menjelang penutupan atlet Sumbar mampu meraih 11 medali emas.
“Harusnya mereka yang dipilih adalah figur punya kemampuan sebagai ketua. Bukan karena kedekatan dengan gubernur,” kata tokoh pencetus Pesantren Ramadhan tersebut menanggapi rusaknya olahraga Sumbar.
Ketua Ikatan Sarjana Olahraga Sumbar tersebut sedih melihat kondisi atlet yang lagi bertarung di PON Papua. Karena minimnya perhatian pengurus KONI.
Bahkan, Fauzi Bahar mengkritisi tidak adanya bonus spontan buat atlet yang meraih medali.
”Ini secara tidak langsung sudah melemahkan motivasi atlet dalam berjuang membela nama daerah,” ucapnya yang hendak bertolak ke Papua memberi dukungan untuk atlet Sumbar.
“Beginilah hasilnya orang yang dipilih berdasarkan kedekatan. Mestinya, letakanlah sesuatu pada tempatnya,” kata mantan walikota Padang dua priode yang sukses membrantas maksiat di daerahnya.
Mosi tak percaya yang bakal diberikan cabor IPSI tersebut rupanya dapat sambutan luar biasa dari beberapa pimpinan Pengprov. Mereka setuju usai PON Papua ketua KONI Sumbar, Agus Suardi dilengserkan.
”Memang harus diganti dengan figur yang layak, kalau tidak bakal hancur olahraga Sumbar,” ujar Prof. DR. Syahriah Bakhtiar yang juga tim evaluasi dari Kemempora.(*/Bdr)
Comment