Budaya

Barongsai Tampil Pamungkas di PKD Sumbar 2021

288
×

Barongsai Tampil Pamungkas di PKD Sumbar 2021

Sebarkan artikel ini
Penampilan Barongsai dari HBT Padang pada penutupan PKD 2021.ist

PADANG –

Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumbar 2021 resmi ditutup oleh Ketua DPRD Sumbar, Supardi Selasa (5/10) malam. Pada penutupan menghadirkan kesenian multi etnis.

“Malam ini adalah akhir dari PKD 2021, kita rencanakan tahun depan lagi,”sebut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti.

Untuk penampilan kesenian pamungkas, menghadirkan penamilan Barongsai dari Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Padang. Kesenian yang sudah melalang buana ke manca negara ini, berhasil memukai pengunjung.

Hentakan, musik Barongsai, dengan khas oriental memecah malam di Taman Budaya Kota Padang. Kibasan bulu singa putih yang ditampilkan dalam atraksi ini, terlihat kontras di bawah temaram sinar pentas utama.

“Kita mengupayakan PKD 2021 mewakili semua kebudayaan yang ada di Sumbar,”sebut Gemala usai penutupan.

Sedikit berbeda dengan penampilan barongsai yang menggunakan tiang besi. Peraga barongsai akan menunjukan kebolehan dengan aksi di atas besi. Kali ini, penampilan hanya dilantai, mengingat disaian latar memang hanya berada di depan panggung utama.

BACA JUGA  Cabang Hafalan Hadis Pertama di Lombakan pada MTQ Nasional XL Solok Selatan

Kemudian, aksi dimainkan diatas tiga kursi panjang yang disusun berhimpitan. Singa putih itu tangguh beratraksi diatas kursi tersebut.

Sekadar informasi, HBT sudah berada di Kota Padang sejak 1876. Dengan kesenian Barongsai sudah menjadi kebudayaan di Kota Padang.

Atraksi ini juga sudah menunjukan prestasi intenasional. Dengan tampil di Hongkong dan Macau, China. Sekaligus memperkenalkan Kota Padang ke tingkat global.

Malam itu, Barongsai HBT tampil dengan satu singa. Melompat dan berdiri dengan dua kaki menjadi ciri khas penampilannya.

Singa putih ini menyapa pengunjung dengan kibasan telinganya yang lembut. Namun, menggambarkan keganasannya dengan bola mata yang merah.

Barongsai dan Tarian Naga HBT
Barongsai dan Tari Naga HBT merupakan klub yang dibina oleh Himpunan Bersatu teguh antaraku perkumpulan sosial masyarakat TiongHoa. Barongsai HBT bisa dibilang sbg awal mula kebangkitan kembali kesenian barongsai di Indonesia.

Dimulai dari petama kali mengikuti pertandingan di malaysia pada tahun 1999 dengan membawa nama Indonesia dan dikenal sbg juara 5 dunia pada kejuaraan barongsai internasional di Genting Highlands – Malaysia pada tahun 2000, barongsai HBT telah membuktikan kebangkitan kembali kesenian Cina di Indonesia.

BACA JUGA  Dibuka Gubernur Mahyeldi, MTQ di Sijunjung Diharapkan Lahirkan Qari Harumkan Nama Sumbar

Selain prestasi tarian naga dan barongsai di atas, HBT juga merupakan penyelenggara pertandingan barongsai internasional pertama di Indonesia pada tahun 2003. Dilanjutkan dengan pertandingan kedua pada tahun 2007.

HBT juga tercatat di MURI atas prestasinya membuat sepasan terpanjang di Indonesia, yaitu sepanjang 84 meter. Sepasan dikenal di Kota Padang sebagai makhluk berkepala menyerupai naga dan kebanyakan dinaiki oleh anak-anak berpakaian tradisional.

Sepasan ini dinaikkan oleh sekitar 800an orang dan dibawa berjalan mengelilingi pecinan Kota Padang.

Ditutup
PKD 2021 berlangsung selama 5 hari, dari 1 sampai 5 Oktober 2021. Bertempat di Taman Budaya dan Museum Adityawarman, dengan tagline Merawat Ingatan.

Ada beberap kegiatan PKD ini, diantaranya pameran, terdiri dari karya instalasi, jalur rempah dan kuliner, pagelaran, terdiri dari seni kontemporer, seni multikultur/etnis dan musik lokal dan diskusi kelompok terarah (FGD).

BACA JUGA  Gubernur Sumbar Terima Sertifikat MoW dari UNESCO

Ketua DPRD Sumbar, Supardi dalam kesempatan itu berpesan, agar generasi muda untuk tetap berinovasi. Selalu melahirkan ide-ide kreatif, khususnya dalam menjaga kebudayaan.

Menurutnya, pandemo covid-19 telah mengubah sejumlah kebudayaan di Minangkabau. Mulai dari etika hingga disiplin generasi muda.

Dicontohkannya, seperti bersalaman. Sudah benjadi adab bagi yang muda menyalami yang tua, menunjukan keakraban dengan berjabat tangan. Kini itu tidak bisa dilakukan, karena pandemi covid-19.

Selain itu disiplin generasi muda juga ada lagi, ketika anak sekolah tidak ada waktu yang jelas untuk ke sekolah. Tidak ada ukuran dalam ujian.

“Anak kita ujian saja, jawabannya sudah. Semua daring, disiplin sudah hilang,”katanya.

Untuk itu Supardi mendorong generasi muda tetap melestarikan budaya luhur Minangkabau. Jangan sampai terganggu oleh pandemi. Membangkitkan sendi-sendi budaya yang ada.

“Mari bangkit bersama, jangan ada ego diantara yang tua dengan yang muda,”harapnya.(Bdr)

Comment