PADANG – Guna mendukung pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pemprov Sumbar melalui Dinas Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi melahirkan aplikasi dengan nama bajojo.id. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan semua pelaku UMKM di Sumbar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Zirma Yusri, mengatakan, selama ini masih banyak produk UMKM yang belum dipasarkan secara online melalui berbagai situs belanja serta media sosial. Hal ini diakibatkan ada pelaku UMKM yang belum mampu menggunakan teknologi, sebagai upaya promosi produk.
Untuk itu, Zirma menegaskan, Dinas Koperasi dan UKM Sumbar bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Barat Nevi Irwan Prayitno, melahirkan sebuah aplikasi yang bisa digunakan oleh seluruh pelaku UMKM di Sumatera Barat secara gratis. Kedepan secara bertahap, palaku UMKM akan dilatih soal penggunaan aplikasi bajojo tersebut.
“Bajojo bakal kita perkenalkan disuatu kesempatan di bulan Februari mendatang. Kita tentunya berharap agar pelaku UMKM benar-benar memaksimalkan bajojo untuk mempromosikan dan menjual produk UMKM nya itu,” katanya, Minggu (26/1/2020).
Disebutkannya keberadaan bajojo.id nantinya juga di target menjangkau para perantau yang selama ini rindu akan produk – produk UMKM di Sumatera Barat. Sebab, selama ini dari berbagai situs belanja online di Indonesia, para perantau menyatakan masih perlu menambah jumlah produk untuk dijual secara online.
Untuk itu, melalui bajojo para perantau dapat menemukan berbagai produk UMKM yang mungkin dirindukan akan rasa kampung halaman. Apalagi nantinya seiring bakal diperkenalkan secara resmi, produk – produk UMKM yang ada di bajojo lengkap seluruh jenis UMKM.
“Bajojo ini bisa di download di PlayStore ini bisa digunakan oleh siapa saja, bahkan dari negara manapun, yang lagi mencari produk khas daerah Sumatera Barat,” sebutnya.
Zirma menjelaskan untuk mengelola bajojo, bukanlah langsung dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar, tapi akan ada pegawai yang bertugas di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Pemprov Sumbar, yang beralamat di Kota Padang, yang kesehariannya memegang bajojo.
Alasan di PLUT, karena di sana merupakan pusat berbagai usaha rakyat. Sehingga bajojo memang sudah seharusnya mejadi dibawah pengawasan di PLUT. Begitu juga soal pelatihan kepada pelaku usaha yang menggunakan bajojo, juga akan dibimbing langsung di PLUT.
“Saya melihat terobosan yang dilakukan ini bakal memberikan dampak yang positif bagi pelaku UMKM kita. Mungkin yang selama ini merasa minder bersaing dengan UMKM secara nasional. Nah dengan hadirnya bajojo pelaku UMKM Sumatera Barat tidak perlu minder lagi,” sebutnya.
Menurutnya, di bajojo nanti soal harga juga bakal ada ketentuan. Namun soal secara teknik harga yang harus ditawarkan di bajojo, bakal dibahas dalam rapat dalam waktu dekat ini. Perlu adanya penakanan harga di bajojo, karana hal yang perlu dicapai sekarang ialah mendapatkan pelanggan, terutama untuk pelanggan yang berada di rantau.
Zirma menyatakan dalam bajojo tidak ada batasan jenis usahanya, bahkan dipersilakan setiap usaha untuk menjual produk di bajojo, mulai dari usaha mikro, kecil, dab hingga usaha dalam skala menengah. Intinya, jangan sampai dengan telah tersedianya bajojo, semangat pelaku UMKM malah menurun.
“Teknis-teknis lainnya masih terus dibahas seiring jelang di launcing pada Februari nanti,” tegasnya.(Bdr)
Comment