PADANG – Pemilihan Gubernur Sumatera Barat makin menarik, semua calon berpeluang menang, juga sebaliknya. Karena dari hasil suvey rata-rata elektabilitas calon yang muncul masih dibawah ambang batas.
Penilaian itu diberikan oleh Pengamat Politik Universitas Andalas, Asrinaldi. Asrinaldi juga menuliskan hasil kajiannya itu di media sosialnya.
Dari hasil analisis survei yang beredar, menurutnya melihat dukungan publik terhadap Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, selaku petahana masih cukup rendah.
“Tentu cukup mengherankan. Mestinya dengan jabatan sebagai Wakil Gubernur Sumbar memberi ruang yang banyak baginya untuk bersosialisasi. Bahkan dengan program dan kegiatan pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumbar selama 4 tahun mestinya membawa efek positif bagi NA. Tapi sepertinya ini tidak membaa efek yang berarti,” tulis Asrinaldi, Minggu (12/1/2020).
Dengan angka elektabilitas yang masih di bawah 20 persen, lanjut dosen politik Unand itu, menjadi sinyal buruk bagi Partai Gerindra sebagai partai pemenang Pemilu di Sumbar. Menariknya, angka elektabilitas calon lain juga masih di bawah ambang batas aman untuk bisa memenangkan Pilkada September 2020 mendatang.
“Kontestasi para calon gubernur akan berlangsung kompetitif dan memiliki peluang yang sama besar. Kondisi ini juga bermuara pada terjadinya pergantian kekuasaan dari kader partai yang sudah dua periode menguasai jabatan gubernur, ke kader partai lain yang siap menggantikan posisi ini,” katanya.
Dia menilai, kemenangan seorang calon kepala daerah yang saat ini berada dalam kelompok 5 besar, memiliki elektabilitas tertinggi sangat ditentukan oleh seberapa besar wakilnya dapat membawa suara tambahan bagi pasangan ini.
Apalagi dalam perilaku memilih masyarakat Minangkabau, figur calon kepala daerah/wakil kepala daerah sering dihubungkan dengan representasi daerah tempat asal mereka berada.
“Isu kedaerahan ini walaupun tidak begitu kuat, mesti menjadi pertimbangan seorang calon kepala daerah untuk bisa mendapatkan dukungan maksimal dari masyarakat dalam Pilkada mendatang,” katanya.
Setidaknya sejumlah nama sudah mencuat untuk maju memperebutkan singgasana, rumah bagonjong. Nama itu, yakni mantan Kapolda Sumbar, Fakhrizal, Anggota DPR RI dari Demokrat, Mulyadi, petahana Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah.
Selain itu juga muncul nama Edriana mantan juru bicara Capres Prabowo-Sandi. Kemudian, Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni, Bupati Agam Indra Catri, Sadiq Pasadigue.
Dari nama-nama itu masing-masing sudah memulai sosialisasi, bahkan juga muncul dalam sejumlah survey.
Mulyadi selama ini mengaku siap mundur dari DPR RI untuk maju jadi Gubernur Sumbar, Fakhrizal juga sudah menyatakan mendapatkan dukungan KTP untuk jalur independen. Begitu juga dengan Nasrul Abit sudah mendaftar pada sejumlah partai untuk diusung menjadi gubernur, meski tetap di Gerindra.
Begitu pula dengan Mahyeldi, menjawab dengan klise jika partai dan masyarakat meminta dirinya akan maju pada Pilgub 2020.
“Dalam bulan ini saya akan menyampaikan program saya, sekaligus menyatakan pasangan saya,”sebut Nasrul Abit.
Menurutnya, dirinya juga punya hasil survey yang berpihak dirinya. Dengan itu, dirinya akan tetap bekerja sebelum mendaftar ke KPU.
“Biarkan saja,semua punya hasil survey, menyatakan nomor satu. Saya juga punya hasil survey, tapi tidak saya ekspos. Nanti ada waktunya,”sebutnya.(Bdr)
Comment