PADANG–Ketua DPD LPM Kota Padang Irwan Basir Dt Rj Alam mengharapkan, masyarakat yang rumahnya dijanjikan sebagai penginapan tamu Penas KTNA XVI Tahun 2020 menjadi perhatian Pemko Padang. Karena hal itu menyusul, kembali sebagian kegiatan pelaksanaan Penas KTNA XVI Tahun 2020 dipindahkan ke Kota Padang.
“Karena pascakabar heboh dipindahkannya lokasi pelaksanaan Penas KTNA 2020 ke Padangpariaman, membuat masyarakat Kota Padang terutama warga yang berada di tiga kecamatan yang berada di sekitar lokasi pelaksanaan KTNA XVI Tahun 2020 Aie Pacah Koto Tangah resah,” ujar Irwan Basir, Rabu (18/12).
Dikatakan Irwan, keresahan masyarakat tersebut karena dipicu, dampak sebab akibat kepindahan lokasi Penas tersebut. Pasalnya, masyarakat rumah yang telah didata menjadi penginapan tamu Penas tersebut sudah bela-belaan mencari modal kesana- kemarin mencari moda untuk merehab rumah mereka. Bahkan, masyarakat sudah mengeluarkan dana mencapai dari Rp10 juta hingga Rp20 juta.
Namun, tiba-tiba Penas gagal TKP-nya (tempat pelaksanaan penas) di Kota Padang dan menyeberang ke Batang Anai Padangpariaman. Mendengar kabar, kegagalan TKP di Padang, masyarakat sempat berencana menggelar aksi unjukrasa dan meminta uang konvensasi sebagai dana “pahantok tangih” setelah bela-belaan memoadali rehabilitasi rumah mereka. “Namun, mendengar kabar kepindahan lokasi Penas tersebut berbalik ke Kota Padang perlu diapresiasi masyarakat Kota Padang. Karena hal itu bisa mengobati keresahan mereka belakangan ini,” ujar Irwan, yang tokoh masyarakat Kota Padang ini.
Karena, masyarakat Kota Padang kembali berdarah (bersemangat-red), karena ada sumber ekonomi dari sisi penginapan tamu Penas tersebut di rumah mereka. Walaupun, berbalik pelaksanaan Penas itu tidak 100 persen di Kota Padang., hanya sebagian saja. Maka, di sini perlu perhatian agar masyarakat yang telah didata diprioritaskan.
Namun, yang menjadi pertanyaan, tentu tidak semua rumah yang telah didata bisa menjadi penginapan tamu Penas. Karena, menurut gubernur lahan Penas diprirotaskan di Padangpariaman. Lagi-lagi permasalahan ini diurai kembali untuk dicarikan solusinya. Sebelumnya, 5000 rumah yang direncanakan menjadi penginapan tamu Penas itu meliputi kelurahan-kelurahan yang berada di Keccamatan Koto Tangah, Kuranji dan Nanggalo.
* Penas Kembali
Kabar kembali TKP Penas ke Kota Pdang, setelah statemen dari Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno yang memastikan Kota Padang tetap menjadi bagian lokasi Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XVI 2020. Meski begitu, pembukaan kegiatan tersebut tetap dilangsungkan di Kabupaten Padangpariaman.
“Kementerian Pertanian selaku panitia pusat memutuskan lokasi dibagi dua. Ada yang di Padang ada di Padangpariaman,” sebut Irwan, Selasa (17/12).
Dikatakan, secara keseluruhan rangkaian kegiatan Pekan Nasional Petani Nelayan ada 7 kegiatan. Dua atau tiga di Padang dan sisanya di Padangpariaman. Tergantung kesiapan masing-masing daerah.
Meski begitu, Kota Padang akan mendapatkan porsi terkait dengan pertemuan-pertemuan. Termasuk penginapan, hunian hotel. “Contoh, temu wicara, pertemuan menteri, tokoh-tokoh. Ceramah ilmiah di Padang. Yang kegiatan lapangan di Padangpariaman. Pembukaan di Padangpariaman,” ujarnya.
Masalah anggaran dari APBN dan APBD Provinsi, meski Padangpariaman belum menganggarkan untuk pendukung tidak masalah. “Kalau ada syukur, kalau tidak ada tidak ada apa-apa. Itu gawenya pusat,” ujarnya.
Sedangkan persiapan rumah warga yang menjadi pemondokan peserta juga dapat dimanfaatkan. Karena tidak semua peserta itu dapat ditampung di Padangpariaman. Dijelaskan, dengan pembagian lokasi Penas Tani dan Nelayan itu mengingat lahan di Padangpariaman sudah siap. Tepatnya di Kasang, Asrama Haji.
Di Padangpariaman, lahan tidak perlu ditimbun lagi, sementara di Padang masih harus ditimbun. Untuk gedungnya, sudah lengkap ruang pertemuan ada dan fasilitas lainnya ada. Tapi rumah penduduknya sedikit. (rjk)
Comment