PADANG – Sejak ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumbar, Faldo Maldini langsung menyapa masyarakat dari satu ke tempat lainnya.
Pertemuan tersebut tak kurang dari 8 sampai 10 titik setiap hari di berbagai daerah di Sumbar. Langkah itu dinilai dapat mendekatkan dirinya dengan masyarakat Sumbar yang selama ini lebih banyak melihatnya di televisi.
“Selama ini, meski saya sering pulang kampung. Tapi masyarakat Sumbar lebih banyak mengenal saya dari televisi ketika menjadi juru bicara calon presiden Prabowo-Sandi,”sebut Faldo Kamis, (7/11/2019) di Padang.
Dikatakannya, pertemuan-pertemuan tersebut sengaja tidak menghimpun banyak orang. Dengan itu dia merasa lebih dekat dan mengenal masyarakat yang ditemuinya.
“Jika tidak kenal langsung mana ada rasa dekat,”katanya.
Diungkapkannya, saat ini dirinya sudah mengunjungi lima kabupaten/kota. Diantaranya, Pessel, Padang Panjang, Kota Padang, Bukittinggi dan Pasaman.
“Masing-masing daerah itu kita menemui sejumlah masyarakat. Terutama anak muda,”sebutnya.
Sebelumnya, Faldo Maldini mengalami kontroversi setelah menyatakan pindah dari Partai Amanat Nasional (PAN) ke PSI. Setelah pindah ke PSI, putra Tapan Pesisir Selatan ini langsung menyapa masyarakat.
Dalam kunjungannya, Faldo menyampaikan sejumlah gagasan politiknya yang berisikan 9 semangat (Sumangaik). Dalam sosialisasinya Faldo mengusung tagline,Sumangaik Baru.
Setelah mengunjungi sejumlah tempat di Sumbar, Faldo mengatakan Warga Sumbar butuh perubahan. Dia ingin Sumbar kembali menjadi pusat pendidikan dan Islam di Indonesia.
“Sumbar akan lebih baik bila SMA dan SMK kita menjadi yang terbaik di Indonesia. Orang akan datang ke sini untuk belajar dan bersekolah. Sumbar akan lebih baik bila kembali menjadi pusat pendidikan Islam terdepan di Asia. Banyak orang belajar AlQuran ke sini dari seluruh dunia. Kita akan kedatangan ribuan orang untuk belajar di sini, daerah kita pun akan tumbuh,” tambahnya.
Faldo juga menyoroti persoalan sanitasi. Menurutnya, akses sanitasi di Sumbar masih kalah dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.
“Sekaran ada sekitar 22% warga Sumbar yang tidak punya jamban. Ini memyedihkan, masa kita kalah jauh sama daerah lainnya. Jatim dan Jateng sudah di angka 90% akses sanitasi, bahkan DIY sudah mencapai 100%. Paling tidak, dalam lima tahun kita harus tembus 90%. Kita bicara hak dasar dulu, sebelum kemana-mana,” kata Faldo.
Berikut Program Tawaran, pertama Sumangaik Baraja, Faldo menjabarkan Sumbar harus punya 20 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kompetitif secara nasional, menjadi tujuan orang datang dari seluruh Pulau Sumatera dan bahkan Indonesia.
Jika satu sekolah bisa menampung 200 orang luar Sumatera Barat setiap tahun, maka akan ada 4000 orang baru yang datang ke Sumatera Barat setiap tahunnya atau 12000 orang akan menetap selama satu tahun ajaran. Jumlah itu, lebih dari 20% penduduk Kota Padang Panjang. Selama tiga tahun, mereka akan melakukan konsumsi yang menghidupkan roda perekonomian, mulai dari rumah kos, warung makan, usaha fotokopi, jasa laundry, hingga sektor perumahan.
Kedua, Sumangaik Mangaji. Dengan semangat ini Faldo menggagas kembalikan sejarah Sumatera Barat sebagai pusat pendidikan agama. Mendukung pesantren-pesantren Sumbar untuk menjadi yang terdepan di Asia, yang sudah ada sejak awal Abad ke-20, sebagaimana yang ditulis oleh Sejarawan Deliar Noer, Sumbar menjadi perbincangan ulama dari seluruh dunia. Akan banyak hafidz Al-Quran dilahirkan di kampung kita.
“Untuk itu saya mendukung Perda Syariah. Kita punya Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah. Kita harus benar-benar memahami agama Isla. Mari kita bersyariah,”paparnya.
Menurutnya, santri dari luar negeri akan datang, target kami sebanyak 20.000 orang/tahun. Wisata halal harus didukung oleh budaya masyarakat yang berlafazkan Al-Quran. Ekonomi masyarakat akan bergerak lebih cepat. Wisata halal bukan hanya sekadar tempelan atau sertifikat semata.
Orang yang datang ke Sumbar harus tahu mau apa datang ke sini, bukan hanya dimobilisir oleh Perusahaan tour & travel di luar negeri untuk keuntungan jangka pendek. Maka, pemerintah harus membantu mempersiapkan pesantren Sumbar menjadi yang terdepan di Asia.
Ketiga, Sumangaik Raun. Yakni, mengembangkan infrastruktur transportasi modern. Paling tidak, 10 tahun lagi, Sumbar sudah punya tiga bandara yang bisa melayani rute dari seluruh Indonesia. Makin banyak orang datang ke Sumbar, makin cepat juga mobilitas di antara berbagai tempat. Percepatan ekonomi masyarakat akan menjadi semakin efektif.
Selain itu ada Sumangaik Manggaleh, Sumangaik Bakawan, Sumangaik Melayani, Sumangaik Bajaleh, Sumangaik Badayo dan ke sembilan Sumangai Basegeh. (Bdr)
Comment