Peristiwa

Korban Rusuh Wamena, Putri: Suami dan Anak Saya Sudah Tiada, Saya Tidak Akan Balik Lagi

396
×

Korban Rusuh Wamena, Putri: Suami dan Anak Saya Sudah Tiada, Saya Tidak Akan Balik Lagi

Sebarkan artikel ini
Putri (30), korban kerusuhan Wamena disambut sanak keluarga di BIM, Kamis (10/10/2019).ist

PADANG – Perantau Minang korban kerusuhan di Wamena, Putri (30) tiba di Padang. Putri adalah salah satu korban yang keluarganya meninggal akibat kerusuhan.

Didampingi keluarga, perantau asal Kambang, Kecamatan Lengayang ini tampak masih tersedu. Matanya memerah. Mengenakan jilbab abu-abu, diwajahnya terlihat bekas luka yang sudah menghitam. Dia memaksakan diri tersenyum, matanya tetap sembab.

Tiba di BIM, dia digiring menggunakan kursi roda, tatapannya kosong, berusaha terlihat tegar. Sejumlah kerabat sudah menunggu, keramaian BIM sedikit menghiburnya.

Putri tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), sekitar pukul 17.40 WIB Kamis, (10/10/2019). Kedatangannya disambut Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit. Selain itu juga keluarganya dari Pesisir Selatan.

Putri adalah isteri dari Syafrianto (36) korban meninggal yang jenazahnya sudah dikuburkan di Lengayang Pessel. Anak Putri, Rizky (4) juga meninggal akibat luka dialaminya.

Sementara Putri saat kejadian itu lengan dan dada kiri, bahu kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri kena panah. Dia sempat melarikan diri.

“Saya sudah senang sekali bertemu keluarga, sampai di Padang. Sudah tidak ada rasa lagi, sudah tidak ada rasa sakit lagi. Saya sudah ada komunikasi dulu sama keluarga,”sebut Putri.

Menjadi korban kerusuhan, anaknya meninggal dan suaminya meninggal di depan matanya. Putri juga mengalami luka-luka, selain kena panah juga luka lainnya. Begitu sampai di Padang, Putri langsung dibawa ke Rumah Sakit RST M Djamil.

“Tidak akan lagi, saya tidak akan lagi ke Papua. Apalagi yang saya cari disana, saya tidak balik lagi. Suami saya sudah tiada, anak saya sudah meninggal. Kios semuanya sudah dibakar,”dengan mata memerah.

Baca Juga:  Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19, Diskes Lantamal II Lakukan Penyemprotan Disinfektan 

Putri cukup lama merantau ke Wamena. Suaminya lebih dulu sampai di Wamena.
“Saya sudah empat tahun di Papua, suami saya enam tahun. Kerja dagang, tidak ada keinginan lagi ke papua.

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, Pemprov Sumbar akan membantu semaksimal mungkin. Mulai dari perawatan, termasuk proses pengurusan harta bendanya dari Wamena nantinya.

“Suaminya sudah meninggal, anaknya sudah meninggal, tidak kembali lagi. Tapi dia punya kios, nanti kita akan selidiki. Apakah dia menyewa atau membelinya,”katanya.

Disebutkannya, Putri rencananya akan menjalani operasi tangan kembali. Karena penanganan di Wamena atas tangannya tidak maksimal. Sebab, peralatan medis di Papua tidak lengkap.

“Kemungkinan akan dioperasi ulang,”sebutnya.

Sebelumnya, Putri, perempuan yang delapan keluarganya tewas pada kerusuhan yang terjadi 23 September 2019 lalu yang meninggalkan Wamena.

Putri berangkat Kamis pagi ini sekitar pukul 08.45 WIT, bersama dua pendampingnya berangkat dengan pesawat Batik Air dari Sentani, Jayapura tujuan Jakarta dengan transit sekitar 2,5 jam.

Kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke Bandara Internasional Minangkabau dengan pesawat Lion Air dan diperkirakan sampai sekitar 17.10 WIB.

Sementara bantuan untuk korban tersebut sudah mencapai Rp4,8 miliar. Sementara yang keluar Rp2,049 miliar saldo akhir Rp2,8 miliar lebih.

Hentikan
Pemprov Sumbar menyatakan sudah menghentikan pemulangan perantau dari Wamena, Jayawijaya, Papua, karena kondisi di Bumi Cendrawasih itu sudah mulai kondusif. Putri adalah yang terakhir.

Baca Juga:  Hindari Atlet Lompat 'Pagar', Plt Kadispora Sumbar Langsung Gerak Cepat

“Pemerintah dan aparat keamanan sudah menjamin keamanan masyarakat di sana. Karena itu, untuk sementara kita hentikan pemulangan perantau,” kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di Padang, Selasa.

Menurutnya, hari ini adalah hari terakhir untuk pemulangan perantau tersebut. Dijadwalkan ada dua gelombang yang pulang masing-masing 79 orang sekitar pukul 18.00 WIB menggunakan maskapai Garuda Indonesia, dan pukul 21.30 WIB sebanyak 27 orang dengan Lion Air.

Ia menyebut jumlah perantau yang dipulangkan ke Sumbar hingga saat ini berjumlah 596 orang. Jika ditambah dengan gelombang terakhir yang akan pulang jadi total 702 orang.

Dari jumlah itu, 232 perantau dibantu kepulangannya oleh ACT dan sisanya oleh Pemprov Sumbar menggunakan anggaran bantuan yang terkumpul dari masyarakat melalui rekening Sumbar Peduli Sesama.

Selain pulang ke Sumbar, sebagian perantau tersebut ada yang pulang ke daerah lain seperti Jakarta maupun Makasar. Kepulangan itu, sebagian juga tidak dikoordinasikan dengan Ikatan keluarga Minang (IKM) di Papua sehingga tidak terpantau.

Sementara yang menyatakan tetap tinggal di Papua sebanyak 213 orang. Mereka bertekad untuk kembali memulai hidup dan usaha di provinsi itu.

Nasrul mengatakan saat ini Pemprov Sumbar sedang membahas langkah lanjutan dari kepulangan perantau tersebut. Ada beberapa opsi yang bisa dilakukan karena anggaran masih tersisa. Salah satunya membantu modal bagi perantau yang masih menetap di Wamena.

Meski begitu, bagi yang pulang secara mandiri akan tetap dibantu sampai di kampung. “Kalau ada ingin pulang mandiri silahkan,”katanya. (Bdr)