PADANG – Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Koorcab Rem 032 PD I/Bukit Barisan memilih kepulauan terluar Mentawai, untuk melakukan kegiatan bakti sosial dan menebar peduli bulan ini. Kegiatan untuk menyentuh masyarakat yang masih keterbatasan akses kebutuhan dasar.
“Kita ke sana tujuannya untuk menebar asa, mengucapkan seribu doa dan membawa seribu harapan untuk Mentawai,” ucap Ketua Persit KCK Koorcab Rem 032 PD I/BB, Mia Kunto Arief Wibowo, Rabu (21/8/2019) di Padang.
Seribu harapan untuk Mentawai itu, telah terbang setinggi-tingginya bersama seribu lampion yang dilepaskan di daerah Sipora. Seribu lampion itu, membumbung ke langit tepat malam renungan suci HUT ke-74 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2019 pekan lalu.
“Pelepasan seribu lampion itu dipandu dengan anggota Pramuka, dihadiri Bupati, Kapolres, SKPD dan Forkopimda setempat, sama-sama menabur seribu doa untuk Mentawai,” ungkapnya.
Sebelumnya, Persit memberikan bahan pokok, dan makanan ringan. Selain itu, juga memberikan buku dan alat tulis kepada anak-anak di pedalaman Sikerei. Tujuannya untuk memicu keingintahuan dan belajar bagi masyarakat, dan bagi anak-anak sebagai generasi muda bangsa di sana.
Menurut keterangan istri Danrem 032/Wirabraja ini, suku di daerah Sikerei ini dihuni sekitar 80 kepala keluarga. Kondisi kesehatan di daerah itu sangat memperihatinkan, dan kasus stunting bagi bayi atau balita masih tinggi.
“Kasus kesehatan ini, karena kurangnya pengetahuan orang tua di sana dan bidan di sana cuma satu orang. Kondisi di sana sangat memprihatinkan, ini tanggungjawab kita bersama,” ujarnya.
Selain itu, dari segi pendidikan di daerah pedalaman Mentawai masih sangat ketertinggalan. Mirisnya lagi, di daerah pedalaman Sikerei hanya ada satu sekolah dasar, dengan tenaga pengajar satu guru sekolah pula.
“Sangat miris kondisi di sana. Selama ini kita beranggapan Mentawai sudah pulih semua, padahal masih banyak daerah yang belum tersentuh oleh pemerintah,” sebut istri Danrem 032/Wbr itu.
Diharapkannya, semakin banyak generasi muda di Sumbar yang mau mengabdi di daerah Sikerei. Tujuannya, agar bisa memulihkan kondisi di Mentawai, baik dari segi pendidikan, kesehatan, pertanian, hingga ekonomi.
Pasalnya, masyarakat di Pedalaman Mentawai itu belum bisa mengelola alam dengan baik. Dari segi pertanian saja, masih banyak yang belum tahu cara bercocok tanam. Padahal, tanah dan lahannya masih luas.
“Cara menanam cabe, tomat, saja masih ada yang belum bisa. Jadi ini butuh sentuhan pemerintah daerah, dan lulusan perguruan tinggi mau membuka mata untuk membangun Mentawai ini,” harap Mia.
Terakhir, Mia Kunto Arief Wibowo mengapresiasi anggota Persit Kodim 0319/Mentawai yang mau mengabdikan diri di daerah terluar tersebut. Padahal, Mentawai sangat rawan bencana, terutama gempa bumi.
“Kita salut,dan mengapresiasi anggota Persit mau mengikuti suaminya mengabdi diri di Mentawai ini, dengan melawan segala ketakutan,” pungkasnya. (Bdr)
Comment