PADANG-Sedikitnya, 12 tenaga kerja tamatan SMA dilatih Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) menjadi penata rias di LPK Mela selama 16 hari, 8-26 Agustus. Pelatihan ini dibuka Kadisnakerin Yunisman, Kamis (8/8/19).
“Belasan peserta latihan perempuan ini merupakan tenaga kerja yang telah terdaftar di basis data terpadu (BDT) Dinas Sosial Padang, yang merupakan data yang dihimpun dari bawah di tingkat kelurahan,” ujar Kadisnakerin Padang Yunisman, kemarin.
Dikatakan Yunisman, maksud dan tujuan penyelenggaraan kegiatan pengembangan kelembagaan produktivas dan pelatihan kewirausahaan untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas pencari kerja. Sehingga peserta
mendapatkan Keterampilan tata rias yang bisa diserap dunia kerja dan dunia usaha.
Kemudian untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja otomatis mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan taraf ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di Kota Padang.
Selain itu kegiatan pelatihan Tata Rias Salon ini dilaksanakan melalui pelatihan praktek belajar dan tatap muka antara siswa dilatih dengan instruktur. Sehingga siswa terampil dalam Pelatihan Tata Rias.
Sehingga terwujudnya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dalam pelatihan sehingga peserta terampil dalam Pelatihan Tata Rias/Salon. Terlaksananya pelatihan Tata Rias sebanyak 12 orang ini sehingga bisa Meningkatnya kualitas dan produktivitas pencari kerja untuk keterampilan.
Dikatakan, sekarang pengangguran terbuka 39 ribu di Kota Padang, maka diperlukan tenaga kerja mandiri melalui pelatihan ini. Sehingga tentu diharapkan peserta yang terpilih untuk memanfaatkan pelatihan ini semaksimal mungkin. Terutama untuk meningkatkan skill dan terampilan kerja, sehingga bisa bisa bersaing mendapatkan kerja. Bahkan, diharapkan tenaga kerja yang terlatih bisa mendirikan usaha sendiri.
Sebab, usaha tata rias ini tetap dibutuhkan konsumennya tidak saja dalam hal pernikahan sjai. Tapi, pada sektor pendidik juga dibutuhkan terutama pada momentum wisuda sangat dibutuhkan tenaga tata rias. Tinggal karyanya masing masing ini yang menjadi tantangan bagi pelaku usaha.
Ditambahkan Yunisman, pada tahun 2020 dunia usaha memasuki tahapan era industri 4.0 adalah tren pertukaran data dalam teknologi manufaktur yang di dalamnya termasuk teknologi cloud system dan Internet of Things (loT). Sehingga sejumlah profesi akan hilang dan sejumlah sektor akan terdsmpak. Berssdasrksn data Kemenaker RI persoalan ini serius mengingat ini problem demografi dan struktur ekonomi sangat padat karya yang dihadapi.
Seperti penggunaan e-tol, bisnis online
transportasi online, Ojol Jack Ma, melalui perusahaan Alibaba meluncurkan toko kasir eksperimental (smartcafe) yang disebut “Tao Cafe”.
SMS, WA menggantikan surat
Internet banking menggantikan wesel. (rjk)
Komentar