PADANG-Sarana dan prasarana pusat pendidikan dan pelatihan pelajar (PPLP) di bawah pengelolaan UPTD Kebakatan Olahraga (KBOR) Dispora Sumbar tidak sebanding dengan prestasi atlet binaannya selama ini. Bahkan, keberadaan fasilitas sarana pencetak atlet-atlet binaan Sumbar tersebut kondisinya sangat memprihatinkan.
Terutama melihat pada kondisi asrama atlet yang berada di bagian utara PPLP yang berada di Sungai Sapih Kuranji tersebut. Di Asrama tersebut dihuni atlet balap sepeda, gulat dan atlet lainnya. Di asrama tersebut terdapat deapan kamar untuk atlet.
“Sebagian besar kamar dari atlet yang diharapkan mengharumkan nama Sumbar, tidak memiliki jendela dan kamar mandi. Sehingga terpaksa mereka menumpang mandi ke asrama sepakbola yang dibangun Dinas Pendidikan beberapa tahun lalu,” ujar Nofrimed pelatih gulat di PPLP Sumbar tersebut, Selasa (2/7/2019).
Tidak itu saja ketika melihat dari luar gedung asrama itu keadaan catnya sudah kusam. Dan tangga menaiki asrama tersebut juga sudah terban. Mugkin karena dampak struktur tanah lahan gedung tersebut sebelumnya rawa-rawa. Meskipun begitu kontruksi bangunan tersebut tidak apa-apa.
Namun,yang memiriskan lagi ketika telah berada di dalam gedung asrama tersebut. Lotengnya sudah rusak, beberapa daun pintu sudah tidak ada alias hilang. Apalagi, daun jendelanya sudah kabur entah kemana. Selain itu nyaris di seluruh dinding asrama itu nyaris tak berbentuk cat lagi. Ditambah dengan aroma bau di dalam ruangan asrama tersebut kurang sedap.
Ketika mengintip ke setiap kamar, para atlet atlet kebanggaan Sumbar tersebut sungguh memiriskan lagi. Sebagian besar dipan tempat tidur dari besi sudah pada rusak. Sehingga tak pelak lagi para atlet terpaksa menggelar tikar dan kasur di lantai. Karena tidak daun jendela, sehingga terpaksa jendelanya mereka tutup dengan kain spanduk seadanya.
Belum, lagi para peralatan dan pakaian atlet terpaksa mereka tarok di dalam tas. Karena lemari untuk menarok pakaian dan keperluan lainnya sudah jauh di katakan dari layak. Intinya, keberadaan asrama yang dibangun era tahun 80-an tersebut memang jauh dari kata layak. Sementara, pemegang kebijakan di SKPD tersebut selalu menuntut prestasi bagi Sumbar kepada mereka.
Jika ditilik secara kesehatan, juga jauh panggang dari api. Pasalnya, mereka tidak akan mendapatkan istirahat yang nyaman, tentu akan mempengaruhi kebugaran para atlet untuk mengikuti rutinitas latihan harian mereka.
Sedangkan, soal prestasi PPLP Sumbar cukup diperhitung di regional Sumatera maupun nasional. Buktinya, di Kejurnas PPLP cabang gulat PPLP Sumbar 10 kali menggondol jura.Belum lagi sepaktakraw dan cabang pencaksilat merupakan cabor andalan Sumbar. Kemudian, cabang sepakbola Sumbar tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, pemain PPLP Sumbar menghiasi pemain Timnas Indonesia. Baru-baru ini Iqbal Kudu, yang menjadi pemain Timnas Indonesia U-16. Para atlet sanagt mengharapkan ada pebaikan terhadap asrama mereka agar mereka nyaman tidur, sehingga latihan mereka juga bersamgat.
Kepala UPTD Kebakatan Olahraga (KBOR) Dispora Sumbar Rafli Efendi mengakui, kalau keberadaan asrama atlet tersebut memang kondisi sangat memprihatinkan. “Apalagi, sejak berdirinya gedung asrama itu belum tersentuh rehabilitasi maupun perbaikan,” ujar Efendi.
Kata Efendi, jika dibandingkan dengan kondisi sarana dan prasrana provinsi lai baik di Sumatera maupu Nasional, sangat jauh bedanya. Mungkin, bedanya bak langit dan bum. Kenapa tidak, di daerah lain tempat tidur atlet mereka bukan dipan kayu dan bsis lagi tapi sudah springbad dan ditambah AC. (air condisioner) Sehingga, para atlet memilki tidur yang berkualiast untuk mennghadapilatihan yang akan mereka lahap setiap hari.
Kata Efendi, menyangkut dana perbaikan atau renovasi sarana dan prasarana di PPLP Sumbar berada di Dispora Sumbar. Tapi katanya, untuk tahun ini ada dana pemelihara asrama tersebut sebesar lebih kurang Rp200 juta. Namun, dana sebesar tersebut tidak akan menjawab persoalan masalah fisik gedung asrama tersebut. Mungkin hanya sekadar perbaik sedikit di sana-sini saja.
Plt Kadispora Sumbar Edwarsyah Ramli mengakui, dana sebesar lebih kurang Rp200 juta tersebut belum bisa menjawab semua persoalan asrama tersebut. Diperkirakan, untuk memperbiki gedung tersebut secara keseluurhan membutuhkan dana sebesar Rp600 juta. Gedung sudah lama tidak mendapatkan kucuran dana perawatan sama sekali. Baru tahun ini ada yan dianggarkan melalui APBD Sumbar. (rjk)
Comment