Ekonomi

Lahan Diserang Wereng, Petani Butuh Perhatian Pemko Padang

287
×

Lahan Diserang Wereng, Petani Butuh Perhatian Pemko Padang

Sebarkan artikel ini

PADANG – Musim awal tahun 2019 belakangan, petani di Kota Padang Sumbar mengeluhkan panennya gagal. Pasalnya, sebagian besar lahan petani di kota yang berjuluk Ranah Bingkuang ini diserang hama wereng coklat.

Sehingga buntutnya, petani semakin berat menempuh kehidupannya sehari hari. Apalagi, menghadapi lebaran dan awal anak anak masuk sekolah.

“Ekonomi ini terasa semakin berat, karena kemarin kita menghadapi lebaran serta menyambung sekolah anak, sementara panen kita gagal” ungkap Cingoa (62) salah seorang petani di Pagang Dalam Nanggalo, Rabu (19/6/2019)..

Dikatakan, lahan yang mencapai luas lebih kurang setengah hektare, menjelang lebaran ini tidak bisa dipanen seditkitpun. Biasanya lahan yang menghasilkan lebih kurang 30 karuang itu tak bisa dinikmati seditkitpun. Bahkan, tidak serangan hama wereng saja, tetapi juga mengalami serangan hama burung dan tikus.

BACA JUGA  Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Hutan Lewat Perhutanan Sosial

“Artinya, lahan kami mendapatkan serangan dari darat dan udara, wereng dan tikus dari darat serta burung dari udara. Lengkap sudah kendala panen yang kami terima,” ujar Cingoa.

Bahkan, petani yang berada sebelah lahannya yang hasilnya mencapai 50 karuang juga mengalami hal yang sama dengannys. Artinya, lahan yang berada di Pagang Dalam Nanggalo tersebut sebagian besar petani mengeluhkan panen nya gagal. Tidak akibat serangan wereng, tapi juga serangan tikus dan burung. Sehingga petani penen lelahnya.

Tentu, dalam hal ini petani berharap kepedulian Pemko Padang melalui SKPD terkaitnya. Sementara panen gagal tuntutan ekonomi semakin berat, maka petani kesulitan untuk menggarap lahannya kembali. Maka dalam hal ini petani butuh perhatian dari Pemko Padang.

BACA JUGA  Alat TTG Disnakerin Padang, Juara II di Jambore PKK Tanahdatar

“Kami tidak memiliki modal lagi untuk menggarap lahan kembali, tentu diharapkan kepedulian pemerintah melalui SKPD terkait,” ujar Oyon salah seorang petani Lolo Gunung Sarik Kuranji, kemarin.

Jika dikalkulasikan dana penggarapan untuk seluas seperempat hektare memakan dana sebesar Rp3 juta lebih kurang hingga panen,” ujar Oyon.

Maka, melihat hal tersebut disinilah peranan penyuluh pertanian tersebut, terutama dalam mendata kerugian petani. Kemudian mencari solusinya untuk mengantisipasi serangan hama wereng coklat tersebut. Kemudian pemerintah membantu petani untuk modal menggarap lahan kembali. “Jangan UKM saja yang diperhatikan tetapi juga petani ini,” ujar Oyon. (rjk)

Comment