Ekonomi

Gurihnya Rendang Gadih Payakumbuh Sampai ke Australia

735
×

Gurihnya Rendang Gadih Payakumbuh Sampai ke Australia

Sebarkan artikel ini
Pendiri usaha Rendang Gadih Kota Payakumbuh menceritakan perjuangan mendirikan usahanya.

PAYAKUMBUH – Randang adalah makanan khas Minangkabau yang sudah diakui dunia. Sebenarnya ada banyak jenis randang ini, lain daerahnya lain pula rasanya, semuanya punya ciri khas tersendiri.

Seperti randang Rendang Gadih di Kota Payakumbuh. Randang yang sudah memiliki label halal ini menjadi salah satu randang dikirim ke luar negeri. Seperti Autralia dan Eropa. Dikirim untuk memenuhi pesanan pelanggan.

Rendang Gadih mampu memproduksi randang hingg 50 kg perharinya. Bahkan, bisa membuatkan pesanan secara banyak. Seperti Rendang Gadih, punya khas tersendiri, gurih dan banyak pilihan. Randang yang dimasak di Komplek Taman Firdaus Payolansek, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh.

Dalam mengembangkan usahanya, Rendang Gadih tergabung dalam Koperasi Randang Payo. Banyak juga anggotanya yang tergabung dalam koperasi ini. Khusus untuk Rendang Gadih, cukup sukses selama ini.

Rendang Gadih sudah sampai ke sejumlah negara. Pemasaran itu memang tidak dalam skala besar, namun dikirim dalam jumlah terbatas. Seperti ke Australia, Eropa dan sejumlah negara lainnya.

BACA JUGA  Hendri Chaidir Jabat Direktur PDAM Tirta Antokan Agam

“Kalau penjualannya cukup dikenal, tapi jumlahnya memang belum banyak,”sebut Direktur Rendang Gadih, Dedi Syandera Putra.

Meski sudah mempekerjakan 6 orang tukang masak, untuk menjamin kualitas dan rasa, Dedi turun langsung memantau pengolahannya. Apalagi, untuk kualitas dan jaminan higienis Rendang Gadih sudah diakui.

“Dapur kita sudah lolos dari izin Badan Penawasan Obat dan Makanan (BPOM) termasuk label halal,”sebutnya.

Untuk mendapatkan standar kualitas yang tetap, Dedi selalu menggunakan bahan-bahan yang alami. Mulai dari rempah, kelapa dan daging sapi. Redang Gadih selalu menggunakan daging sapi terbaik, karena daging sangat menentukan kualitas randang. Begitu juga dengan kelapa, kelapa yang mereka gunakan hasil dari daerah sekitar. Karena memiliki kualitas yang lebih baik, tingkat minyak lebih banyak.

Selain itu menggunakan perangkat yang teknologi untuk pengolahan, tidak tradisional lagi. Untuk memastikan agar nama Rendang Gadih tidak disalahgunakan, Dedi juga mendaftarkan hak kekayaan intelektualnya pada Kementrian Hukum dan HAM. Dengan itu, Rendang Gadih sudah menjadi merek dagang yang terdaftar.

BACA JUGA  Dengan Rasa Ciri Khas, Kopi Bukit Apit Siap Dibangkitkan Kembali di Pasaran 

Dedi berharap usahanya tidak maju sendiri, dirinya Rendang Gadih diikuti UKM lainnya di Payakumbuh. Untuk itu, Rendang Gadih juga ikut membimbing sejumlah UKM Randang di Payakumbuh.

“Karena ke depan kita berharap produksi kita tidak lagi kecil, kita cukup drop dalam jumlah besar,”katanya.

Diakuinya, untuk memproduksi Rendang Gadih, usahanya masih punya kendala keterbatasan daging segar. Selain harga yang lebih mahal di Sumbar, jumlahnya juga terbatas.

“Kita harap ini juga ada solusinya nanti,”ulasnya.

Rendang Gadih selama ini sudah memproduksi sejumlah varian pilihan randang. Diantaranya, randang suir yang dibandrol Rp50 ribu/300 gram, randang iris dan randang paru Rp79 ribu/250 gram, randang jengkol Rp59 ribu/300 gram dan randang tumbuk Rp84 ribu/250 gram.

Seperti yang terlihat dari kunjungan lapangan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Senin (17/6) dan Selasa (18/6) ke Kota Payakumbuh. Di Kota Payakumbuh sejumlah UKM terus bergerak, sejalan dengan dorongan pemerintah.

BACA JUGA  Pengunjung: Destinasi Kuliner Terbesar di Bukittinggi Sajikan Hidangan  Otentik dengan Harga Terjangkau

Berbagai usaha baru terus tumbuh. Pertumbuhan itu juga seiring dengan keinginan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mereka untuk merintis usaha. Pemerintah selaku fasilitator tetap melakukan pengawasan.

Hanya saja pertumbuhan UKM tersebut tidak sejalan dengan pertumbuhan kperasi. Pada umumnya masih pra koperasi, mereka membentuk kelompok usaha bersama.

“Yang aktif hanya sekitar 80 unit, ada 65 unit koperasi yang sedang proses pembubaran. Kita memang ingin melihat koperasi ini benar-benar mandiri, tidak hanya hidup ketika ada bantuan pemerintah,”sebut Kepala Bidang Koperasi dan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh, Faisal kemarin.

Dikatakannya, angka UKM justeru cukup lebih mengembirakan dengan angka 1.732 unit usaha. Jumlah itu terdiri dari UKM bergerak dibidang kuliner randang, budidaya jamur, tenun songket dan sejumlah UKM lainnya.(bdr)

Comment