Kemenhub Sediakan 11 Bus Gratis Untuk Perantau Minang Pulang Basamo

PADANG – Dinas Perhubungan Sumbar memprediksi puncak arus mudik lebaran Idul Fitri 1440 Hijrah pada tanggal 31 Mei 2019. Puncak arus mudik itu diperkirakan karena bertepatan dengan hari libur cuti bersama lebaran.

Ditambah juga dengan banyaknya karyawan yang mendapatkan tunjangan hari raya (THR) sehingga banyak yang bisa segera pulang ke kampung halaman masing-masing.

Saat arus mudik diprediksi terjadi lonjakan arus lalulintas di Sumatra Barat. Sedangkan untuk arus balik sendiri diperkirakan pada 9 Juni 2019. Karena besoknya akan kembali memasuki hari kerja.

Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi mengatakan untuk melayani pemudik asal Sumbar, dari Kementerian Perhubungan di pusat menyediakan 11 bus untuk membawa lebih kurang 438 pemudik asal Sumbar dari Jakarta ke Kota Padang.

“Itu informasinya akan naik starnya di Monas, dengan tujuannya Padang. Kita juga lagi konfirmasi sama kota Padang dimana mau diturunkan karena kota Padang sendiri kan terminal sudah tidak ada lagi, di GOR Haji Agus Salim kita turunkan atau dimana tempat yang lapang lah,” kata Heri, Kamis, (23/5).

Namun waktu perjalanan mudik tersebut, Dishub Sumbar masih belum menerima informasi pastinya. Heri mengatakan pihaknya akan segera mengkonfirmasi ke pusat.

“Kita lagi minta info ke pusat, kita akan mengecek ke pusat jam berapa orang itu akan berangkat, sehingga saat memasuki wilayah kita, kalau bisa kita tuntun ya akan kita tuntun,” katanya.

Menurut Heri saat ini Dishub baru menyediakan fasilitas untuk arus mudik. Sedangkan fasilitas bus untuk arus balik masih belum dapat dipastikan karena belum diinformasikan dari pusat.

Dikatakannya akan ada ribuan kendaraan yang memasuki wilayah Sumatra Barat pada saat arus mudik nantinya. Ia memprediksi akan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Antara lain penyebab karena kenaikan harga tiket pesawat sehingga banyak yang memilih jalan darat. Tiket pesawat berat dijangkau oleh perantau terutama kelas menengah ke bawah.

“Kalau udara justru ada kecenderungan penurunan jumlah penumpang, hanya satu maskapai yang mengajukan extra flight yaitu Batik Air, kalau dulu hampir semua maskapai minta penerbangan ekstra dari dan ke BIM,” kata Heri.

Penyebab kenaikan pemudik juga ditambah dengan banyaknya organisasi perantau yang akan pulang basamo. Menurut Heri dari catatan Biro Rantau ada 15 komunitas perantau Minang yang akan bergerak pulang basamo ke Sumbar.

“Ada yang dari Bandung, Jakarta, juga ada dari Bali yang konvoi ke Sumatra Barat, cuma kita belum dapat informasi pastinya, yang jelas akan beberapa komunitas yang pulang basamo memakai kendaraan pribadi,” kata Heri.

Bagi para pemudik Heri mengimbau kepada masyarakat agar sebelum melakukan perjalanan melakukan pengecekan kendaraan terutama pada rem, stir, lampu, dan alat keselamatan kendaraan lainnya.

Kemudian saat berkendara dengan melakukan penghitungan yang matang seperti waktu. Pemudik juga diimbau menjaga kesehatan, kemudian saat berkendara jauh menyediakan makanan ringan dan air minum untuk antisipasi terjebak dalam suasana macet.

Heri juga ingatkan pengendara mengisi muatan kendaraan sesuai dengan peruntukan angkutannya. Ia juga ingatkan agar kendaraan diisi sesuai jumlah muatan penumpang dan jangan berlebihan baik penumpang atau barang bawaan.

“Jangan sampai mobil angkutan barang, pick up, truk, bak terbuka, jangan dingunakan untuk mengangkut penumpang. Karena ini sangat berbahaya sekali karena dari banyak kasus terjadi seperti di daerah Jawa ada truk terbalik,” tuturnya.

Bagi kendaraan bermotor jangan membawa ditumpangi lebih dari satu orang dan bawalah barang sesuai kapasitas kendaraan. Ia juga mengingatkan agar pengendalian memperhatikan marka jalan dan mematuhi selama perjalanan.

“Pakailah helem sesuai dengan standar, berkendaralah dengan aturan komponen kendaraan seperti kecepatan, pengaturan perseneling dan penggunaan Lampu jauh dan dekat, jadi itu yang harus diperhatikan,” kata Heri. (bdr)

Komentar