PADANG -Staf Khusus Presiden Bidang Perekonomian, Prof Ahmad Erani Yustika memastikan fundamental ekonomi bangsa dalam kondisi baik dengan curva yang cendrung naik. Hanya beberapa komponen perekonimian saja yang perlu ditingkatkan.
Demikian disampaikannya pada Seminar Nasional Refleksi Ekonomi Indonesia Sabtu (30/3/2019) dihadapan ribuan mahasiswa Baiturahmah, di Auditorium Baiturahmah. Ahmad Erani Yustika mengambil tema ‘Berselancar Diatas Ombak’, dimana guru Besar Brawijaya ini mengumpakan perekonomian global ibar berselancar dalam ombak yang tinggi.
Dikatakannya, sejak krisis ekonomi 2008, dimana ekonomi global terjadi goncangan. Banyak negara yang berjatuhan karena krisis ekonomi. Di Asia banyak yang mengalami masalah ekonomi. China, ketahanan ekonomi bagus pada 2010 pertumbuhan ekonominya mencapai 11,5 persen, namun pada 2018 jatuh pada angka 6,5 persen.
“Dalam rentang waktu 8 tahun ekonomi china berkurang 50 persen,”paparnya.
Angka pertumbuhan ekonomi China yang dianggap memiliki fundamental ekonomi terbaik saat ini menjadi contoh lesunya ekonomi global. Dengan itu Indonesia dapat belajar pengalaman dari China. Indonesia yang pada 2010 pertumbuhan ekonominya 6,1 persen. Tahun 2018 pertumbuhan ekonominya turun menjadi 5,7 persen.
“Memang turun, tapi kita hanya 1 persen. Jika dibanding dengan China, dalam rentang waktu yang sama pertumbuhan ekonominya jatuh hingga 50 persen. Ketika negara lain turun. Kita meningkat, 4 tahun terakhir,”ulasnya.
Menurutnya, apa yang dialami dengan fundamental perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran pemerintah. Apa yang dikerjakan pemerintah dalam ‘ombak ekonomi yang tinggi’ sudah berada dalam trek yang bagus. Negara lain, ekonominya terus merosot.
Dikatakannya, sebuah negara akan mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Apa yang bagus masa lalu, harus dilanjutkan dan yang belum dikerjakan harus diujudkan. “Ada banyak kemajuan yang sudah ada sebelumnya. Berterimakasih pada pemerintahan sebelumnya. Telah melakukan hal terbaik untuk memajukan bangsa ini,”katanya.
Dari sejumlah komponen ukuran kemajuan ekonomi, secara umum perekonomian Indonesia sedang tumbuh dan sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan dengan penuruan angka pengangguran dan kemiskinan. Banyak negara yang mampu menaikan pertumbuhan ekonomi, namun pengangguran tinggi, kemikinan makin lebar.
“Banyak negara tidak mampu melakukan sejalam dengan penurunan pengangguran dan angka kemiskinan. Pertumbuhan inklusif, dimana menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan dengan segala bidang,”ulasnya.
Hanya neraca perdagangan eksport import yang negatif. Dimana import lebih besar dari eksport. Kondisi itu juga terjadi karena, ada sejumlah persoalan. Penyebabnya kenaikan harga minyak dunia. Komoditas utama mengalami penurunan, yakni hasil perkebunan. Nilainya menjadi turun, tidak sebaik pada 2017 dan 2018..
Menurutnya, langkah pemerintah yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil yakni, isu keadilan ekonomi. Desa dan kota dibangun dengan bersama. Instrumen dibuat, untuk akses modal bagi UMKM. Program mekar, wakaf mikro untuk nelayan dan petani.
Termasuk nilai pendapatan kena pajak (NPKP) yang dinaikan Rp54 juta pertahun. Agar daya beli tidak menurun. Ditambahk KIS, KIP untuk menyangga perlindungan sosial. Kemudian, infrastruktur daerah timur diperlukan. Memastikan kepentingan Indonesia di masa depan.
” Membangun infrastruktur adalah membangun masa depan. Peringkat logistik, daya saing meningkat, melesat, infrastruktur itu penting. Mungkin kini sepi, tol ritennya rendah. Namun dimasa mendatang sangat penting,”ujarnya.
Dengan itu, secara keseluruhan terdapat lima agenda pokok yang mesti dihela di masa mendatang. Yakni, mutu manusia, trasformasi ekonomi, keadilan pembangunan, kelestarian lingkungan dan relasi yang padu antara pusat dan daerah .
Rektor Univesitas Baiturahmah, Prof. Musliar Kasim mengatakan, seminar tesebut guna memperluas wawasan mahasiwa. Karena distorsi informasi itu luar biasa. Realitanya saat ini, dengan informasi yang disampaikan pemerintah, mahasiswa sudah berfikir. Agar mahasiswa mendapatkan informasi yang utuh dari sumbernya.
“Saya sudah membaca, dari koran semua yang disampaikan itu, tidak ada yang tidak ada sesuai dengan kenyataan. Tidak mungkin pemerintah memberikan informasi yang tidak sesuai kenyataan, sebagai orang besar pak Erani, tidak mungkin mengacaukan data-data yang disampaikannya,”katanya.(*)
Comment